Progres Pembangunan Smelter Freeport hingga Februari 2023 Capai 56,5 Persen
Direktur Utama Freeport Indonesia, Tony Wenas. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkapkan, hingga akhir Februari 2023 progres pembangunan smelter tembaga telah mencapai 56,5 persen.

"Hingga Februari 2023, progres smelter telah mencapai 56,5 persen," ujar Toni dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Senin, 27 Maret.

Toni mengungkapkan, melalui pembangunan smelter ini Freeport telah menggelontorkan 1,83 miliar dolar AS dari anggaran belanja modal perusahaan atau Capex sebesar 3 miliar dolar AS.

Ia merinci, pembangunan yang telah dilakukan antara lain telah menyelesaikan 100 persen pekerjaan tiang pancang, instalasi baja terbangun 25 persen dan pekerjaan konkrit mencapai 25 persen.

"Ini 50 persen dari total Capex," papar Toni.

Meski menunjukkan progres, Toni memastikan, target selesainya smelter ini akan mundur dari target. Pasalnya, pembangunan smelter terkendala pandemi COVID-19.

Pihaknya memprediksi smelter tersebut baru bisa beroperasi pada Desember 2024.

Asal tahu saja, smelter Manyar dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun yang menjadikannya sebagai tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.

Nantinya, hasil pengolahan smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun.

"Dengan demikian setelah smelter Manyar beroperasi, Freeport mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun," kata Toni.

Smelter Manyar nantinya akan memproduksi katoda tembaga sebesar 550.000 ton per tahun. Smelter tersebut juga dilengkapi dengan pemurnian emas dan perak.