JAKARTA - Maskapai nasional Garuda Indonesia memasang target pertumbuhan jumlah penerbangan yang dioperasikan 40 persen dibandingkan akhir tahun 2022. Hal ini sejalan dengan kebijakan maskapai meningkatkan frekuensi penerbangan.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan penambahan frekuensi tersebut dilaksanakan secara bertahap mulai Maret hingga April 2023 mendatang di sejumlah sektor penerbangan yang dilayani dengan tujuan destinasi Jakarta dan Denpasar.
“Jakarta dan Denpasar sebagai hub penerbangan terpadat di Indonesia nantinya dapat menghubungkan wisatawan mancanegara ke berbagai rute penerbangan domestik yang berada di kawasan destinasi wisata unggulan nasional yang turut dilayani Garuda Indonesia,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu, 26 Maret.
Kata Irfan, pihaknya juga akan mempertimbangkan outlook performa rute penerbangan serta pertumbuhan demand penumpang dalam penambahan frekuensi ini.
Melalui penambahan frekuensi, Garuda merencanakan untuk menambah kapasitas layanan penerbangan pada sejumlah rute penerbangan internasional seperti Sydney-Jakarta pp yang akan dioperasikan tiga kali dalam seminggu. Lalu, Singapura-Denpasar pp yang akan dioperasikan lima kali dalam seminggu.
Selanjutnya, Hongkong-Jakarta pp yang akan dioperasikan 5 kali dalam seminggu, Haneda-Jakarta pp yang akan dioperasikan tiga kali dalam seminggu. Kemudian, Guangzhou-Jakarta pp yang akan dioperasikan dua kali dalam seminggu.
Lalu, Sydney-Denpasar pp yang akan dioperasikan tiga kali dalam seminggu: Melbourne-Jakarta pp yang akan dioperasikan tiga kali dalam seminggu; Melbourne-Denpasar pp yang akan dioperasikan dua kali dalam seminggu; dan Amsterdam-Jakarta pp yang akan dioperasikan dua kali setiap minggunya serta Singapura-Jakarta yang akan dioperasikan 34 kali setiap minggunya.
Selain itu, sambung Irfan, Garuda Indonesia juga akan mengoperasikan rute baru yaitu Surabaya-Singapura pp sebanyak lima kali seminggu.
“Dengan penambahan frekuensi tersebut, jumlah penerbangan yang akan dioperasikan Garuda Indonesia pada April 2023 mendatang
diproyeksikan akan tumbuh sedikitnya 40 persen dibandingkan dengan periode akhir tahun 2022 lalu,” ujarnya.
Irfan menjelaskan penambahan frekuensi penerbangan untuk sejumlah penerbangan internasional menuju destinasi domestik ini merupakan wujud upaya Garuda Indonesia sebagai national flag carrier untuk mendukung pertumbuhan wisatawan mancanegara.
BACA JUGA:
“Ini selaras dengan momentum pemulihan pariwisata nasional yang terus dioptimalkan oleh Pemerintah dan berbagai pihak,” ujarnya.
Menurut Irfan, meningkatnya frekuensi penerbangan ini juga turut menjadi proyeksi optimisme Garuda Indonesia terhadap outlook kinerja positif yang kedepannya akan terus ditingkatkan.
“Khususnya melalui penyelarasan basis kapasitas alat produksi dengan demand pasar yang pertumbuhannya semakin konsisten di tengah momentum dibukanya kembali akses ke berbagai negara di dunia,” katanya.
Selain memaksimalkan peluang pasar penumpang antarnegara, kata Irfan, penambahan frekuensi ini juga diharapkan akan dapat menjembatani kebutuhan pengiriman kargo khususnya berbagai produk komoditas ekspor unggulan nasional.
“Seperti produk kemaritiman serta produk UMKM yang kami harapkan dapat tumbuh selaras dengan berbagai peningkatan proyeksi frekuensi penerbangan utamanya dalam menunjang aktivitas direct call komoditas ekspor Indonesia,” tutup Irfan.