JAKARTA - Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Afriansyah Noor mengatakan, Kementerian Ketenagakerjaan bersama Pearson Vue dan Certiport menjajaki peluang kerja sama terkait identifikasi skills gaps dan sertifikasi profesi di Indonesia.
“Kami menyambut baik kedatangan dan penyampaian usulan kerja sama dari Pearson Vue dan Certiport. Pertemuan hari ini diharapkan dapat menjadi langkah awal kerja sama antara Kemnaker dengan Pearson Vue dan Certiport,” kata Wamenaker dalam keterengan resmi, Minggu, 26 Maret.
Dalam peretemuan tersebut, Wamenaker mengemukakan tantangan dan peluang peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
Adapun tantangan yang dimaksud yaitu tenaga kerja informal masih mendominasi; penduduk yang masih terdampak COVID-19; dan disrupsi teknologi digital yang ditandai dengan revolusi industri 4.0.
Sementara peluang yang dimiliki yakni Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi pada tahun 2030; terciptanya lapangan pekerjaan yang bisa diisi oleh SDM Indonesia melalui proyek-proyek prioritas nasional.
“Dalam menjawab tantangan dan peluang tersebut, kita perlu SDM yang unggul dan berdaya saing,” ucapnya.
Wamenaker mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan SDM adalah melalui pelatihan vokasi. Terlebih, pelatihan memiliki beberapa keunggulan.
Di antara keunggulannya yaitu durasi relatif singkat; input peserta tidak terbatas usia tertentu; inklusif berlaku untuk semua kalangan; berorientasi penempatan kerja, kewirausahaan, dan peningkatan produktivitas.
Keunggulan lain dari pelatihan vokasi, yaitu fleksibilitas program pelatihan terhadap perubahan dunia kerja; SDM pengajar adalah praktisi; program pelatihan yang to the point terhadap kompetensi yang dibutuhkan; dan dapat dikombinasikan program social safety net lain seperti Prakerja, KIP, PKH, dan BPJS.
BACA JUGA:
Dia mengatakan, saat ini pelatihan vokasi banyak dilirik oleh para pencari kerja dan juga pekerja untuk mendapatkan kompetensi atau meningkatkan kompetensi atau shifting kompetensi berdasarkan keunggulan-keunggulan tersebut.
“Ini karena pelatihan vokasi dirasa dapat menjadi solusi rendahnya daya saing angkatan kerja dan pengangguran pada era digitalisasi dan mismatch lapangan pekerjaan pada masa recovery ekonomi,” tutupnya.