JAKARTA - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) mempersiapkan berbagai strategi untuk memperdalam penetrasi pasar pembiayaan kendaraan listrik pada 2023, di antaranya pembiayaan dengan skema business to business (B2B) maupun business to consumer (B2C).
Direktur Utama BRI Finance Azizatun Azhimah dalam keterangan resminya mengatakan, selain memperbesar pasar perseroan secara keseluruhan, langkah tersebut merupakan komitmen BRI Finance sebagai perusahaan anak usaha BRI untuk mendukung program akselerasi penggunaan kendaraan listrik yang dicanangkan pemerintah.
"Sebagai bagian dari BRI Group, ini menjadi komitmen dan dukungan nyata BRI Group dalam melakukan percepatan ekosistem kendaraan listrik guna mewujudkan aspirasi pemerintah yaitu emisi nol bersih pada 2060, baik melalui pembiayaan untuk B2B maupun skema B2C," ujarnya yang akrab disapa Azizah ini, dikutip dari Antara, Senin 20 Maret.
Komitmen BRI Group dalam mendukung program bantuan pemerintah dalam kepemilikan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) bagi masyarakat ditandai dengan sinergi PT PLN (Persero) dengan Himbara yang disampaikan dalam konferensi pers pada Jumat 10 Maret lalu.
Ia menyebutkan BRI melalui BRI Finance juga akan bekerja sama dengan PLN untuk menjadikan skema pembiayaan kendaraan listrik sebagai salah satu alternatif pembiayaan di platform marketplace yang telah dibangun oleh PLN di PLN Mobile.
Terkait skema pembiayaan B2B, Bank BRI memiliki skema B2B kepada perusahaan manufaktur yang memproduksi mobil atau sepeda motor listrik. Adapun untuk skema B2C, BRI Group memiliki tiga jenis skema pembiayaan yang dapat diakses nasabah untuk membeli kendaraan listrik.
Skema pertama, pembiayaan untuk karyawan yang memiliki penghasilan tetap untuk pembelian kendaraan listrik baik mobil maupun sepeda motor melalui penawaran suku bunga kompetitif serta bebas biaya administrasi dan provisi.
Kemudian, kedua adalah program pembiayaan kredit kepemilikan kendaraan bermotor dengan uang muka (down payment/DP) mulai nol persen dan tingkat bunga yang kompetitif. Skema ketiga yakni pembelian sepeda motor listrik menggunakan kartu kredit dan bisa dicicil.
Azizah pun mengatakan pihaknya telah memiliki dan memasarkan beberapa produk pembiayaan kendaraan listrik sejak tahun lalu, salah satunya pembiayaan kepada instansi-instansi yang membutuhkan pembiayaan dan pengadaan kendaraan listrik, baik mobil maupun kendaraan roda dua.
Upaya strategis dari BRI Finance itu mengacu pada pertumbuhan kendaraan listrik yang terus meningkat. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat pada 2022, penjualan mobil listrik berbasis baterai mencapai 10.327 unit atau tumbuh sekitar 1.400 persen dari 2021 yang hanya 687 unit.
BACA JUGA:
Sementara itu, untuk melihat perkembangan pasar sepeda motor listrik bisa mengacu pada sertifikat registrasi uji tipe (SRUT) yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan, yang mana sekitar 35.000 unit sepeda motor listrik sudah digunakan masyarakat hingga akhir 2022.
Oleh karena itu, menurut dia, tren penjualan kendaraan listrik berbasis baterai akan kembali bergairah tahun ini seiring dengan kondisi ekonomi yang menggeliat, yang diiringi pula kebijakan pemerintah yang akan mendongkrak penjualan kendaraan listrik berbasis baterai, di antaranya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022.
Melalui inpres ini, instansi pemerintah pusat hingga daerah diwajibkan menggunakan kendaraan listrik berbasis baterai sebagai kendaraan dinas operasional atau kendaraan perorangan dinas.
"Kami siap mendukung impian bersama untuk menjadikan Bumi ini lebih sejuk dan lebih hijau di Indonesia. Pemerintah maupun pelaku usaha sudah memiliki langkah strategis masing-masing dalam rangka peningkatan penggunaan kendaraan listrik, sehingga kami berharap pasar akan menyambut dengan positif," ujarnya.