Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Jago Tbk mencatat laba sebelum pajak mencapai Rp20 miliar pada akhir Desember 2022 atau tumbuh dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp9 miliar.

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan, Bank Jago berada pada jalur yang tepat dengan membangun fundamental yang kuat di tengah tantangan perekonomian global dalam negeri.

“Kami terus mencermati potensi risiko tetapi tetap memanfaatkan setiap peluang yang mungkin muncul untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan,” katanya dalam media briefing di Jakarta, Jumat.

Laba tersebut didapatkan dari kombinasi pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah serta pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).

Sepanjang 2022, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago tumbuh 76 persen menjadi Rp9,43 triliun dibandingkan 2021 yang sebesar Rp5,37 triliun.

“Pertumbuhan ini tercapai berkat strategi penyaluran kredit dan pembiayaan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya,” imbuhnya.

Penyaluran kredit dan pembiayaan syariah dilakukan secara hati-hati dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross berada pada level 1,8 persen di 2022 atau di bawah rata-rata industri perbankan.

“Untuk bertumbuh secara cepat dan solid, kami percaya kolaborasi adalah cara yang paling efektif. Kami melakukannya dengan tetap memperhatikan risiko kredit agar Bank Jago dapat tumbuh secara berkelanjutan,” jelas katanya.

Dari sisi pendanaan, Bank Jago berhasil menghimpun DPK sebanyak Rp8,27 triliun per akhir 2022 atau meningkat 125 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,68 triliun.

Peningkatan DPK didorong oleh pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 238 persen dari Rp 1,68 triliun pada 2021 menjadi Rp5,67 triliun pada 2022.

Pertumbuhan yang signifikan tersebut mendorong peningkatan porsi CASA terhadap DPK mencapai 69 persen pada 2022 atau meningkat dari 46 persen pada 2021.

Per akhir Desember 2022, aset Bank Jago tercatat mencapai Rp16,97 triliun atau tumbuh 38 persen dari Rp12,31 pada akhir Desember 2021.

“Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 83 persen yang menunjukkan permodalan yang kuat untuk ekspansi bisnis ke depan,” kata Kharim.