Tahan Banting Hadapi COVID-19, Mentan Syahrul: Pertanian Tumbuh saat Sektor Lain Merah
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam acara Agriinovation Conference, di Menara Mandiri (foto: Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sektor pertanian terus tumbuh positif bahkan di saat sektor lain banyak yang mengalami kontraksi pada masa pandemi COVID-19. Kondisi ini menunjukkan pertanian menjadi sektor yang paling tahan banting.

Hal ini disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam acara Agriinovation Conference, di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu, 15 Maret.

“Kalau masa COVID-19, hanya pertanian yang menopang negara ini. Sektor lain merah, hanya pertanian mampu tumbuh 16,24 persen,” ujar Mentan Syahrul.

Bahkan, kata Syahrul, yang di masa pandemi COVID-19 yang ekspornya tetap jalan adalah sektor pertanian.

“Ternyata begitu banyak tantangan, ternyata itu membuat pertanian semakin terbuka, bukan sebaliknya,” tuturnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai ekspor pertanian tumbuh dalam empat tahun terakhir. Di mana pada 2019, nilai ekspor tercatat Rp390,16 triliun. Di tahun 2020, nilai tersebut tumbuh 15 persen menjadi Rp451,77 triliun.

Kemudian di 2021, kembali tercatat naik 36,43 persen menjadi Rp616,35 triliun. Nilai ekspor tesebut kembali meningkat 6,79 persen menjadi Rp658,18 triliun.

“Lihat, start dari Rp300 triliun, terakhir Rp600 triliun, ini tahun harus lewat Rp1.000 triliun. Yuk bisa yuk,” ujarnya.

Bahkan, nilai tukar petani Februari 2023 mencapai 110,53 atau telah melampaui masa sebelum pandemi. Begitu juga dengan nilia tukar usaha petani yang meningkat menjadi 110,74.

Meski begitu, Syahrul mengakui bahwa saat ini sudah tidak bisa lagi menggunkan cara-cara biasa. Menurut dia, pertanian membutuhkan ekosistem yang baik untuk bisa lebih maju. Mulai dari pembiayaan, pengolahan, dan juga pemasaran.

“Cara-cara kita yang kemarin tidak cukup. Kita mesti agresif untuk melihat ruang dan peluang bangsa ini yang sangat besar, jika kita abai, ini bisa bersoal,” jelasnya.

Tak hanya itu, menurut Syahrul, sektor pertanian harus dikembangkan lebih jauh dengan sistem dan dukungan teknologi terkini. Karena itu, Syahrul mengajak perusahaan rintisan atau startup-startup pertanian untuk turut terlibat dalam pengembangan sektor ini.

“Pertanian dia terkait ekosistem logistik, transportasi. Kita Indonesia 2.700 pulau,startup punya peluang. Jadi semua yang over stock simpan saja di startup besok bisa dibagi,” ucapnya.l