JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana membangun pengaman pantai Tondowolio di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra). Selain Pantai Tondowolio, infrastruktur pengaman pantai dari abrasi juga akan dibangun di Pantai Konaweha.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan pengaman pantai bisa melindungi pantai dari resiko abrasi dan erosi akibat terjangan ombak, sehingga akan melestarikan vegetasi dan kawasan permukiman di sekitar pantai.
"Setelah proses desain, saya minta terlebih dahulu agar dilanjutkan dengan permodelan fisik untuk simulasi. Dimantapkan desainnya dengan permodelan fisik, sehingga pengaman pantai yang dibangun nanti akan berfungsi optimal," kata Basuki dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis, 9 Maret.
Diketahui, pembangunan pengaman pantai di daerah tersebut bertujuan untuk menahan abrasi dari terjangan gelombang pantai yang terus menggerus dan sudah semakin dekat dengan Jalan Nasional Pomalaa-Wolulu dan permukiman warga Desa Tondowolio, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka.
Menurut rencana, pembangunan pengaman Pantai Tondowolio akan dikerjakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari Kementerian PUPR.
Kepala BWS Sulawesi IV Kendari Kementerian PUPR Agus Safari menyebut, pengaman pantai tersebut nantinya terdiri dari tiga jenis bangunan, yakni dua unit Groin untuk menangkap sedimen dengan tipe T sepanjang 1.000 m/1 km dan tembok laut sepanjang 1.148 m.
BACA JUGA:
"Dari total garis pantai sepanjang 3 km, total panjang bangunan pengaman pantainya nanti sepanjang 2,2 km. Tahapannya sudah pembuatan desain pada 2022, saat ini tinggal menunggu alokasi anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp45 miliar," ujar Agus.
Agus mengatakan, rencana pekerjaan pengaman pantai ini berdasarkan tindak lanjut dari permohonan masyarakat melalui Bupati Kolaka pada 2020 silam. "Selain itu, juga ada usulan pengaman Pantai Konaweha yang permukimannya lebih padat dengan garis pantai sekitar 1 km," ucap dia.
Untuk pengaman Pantai Konaweha, lanjut Agus, akan ditangani menggunakan tiga unit Groin tipe T sepanjang 850 M dengan tumpukan batu bolder.
"Di groin ini, kami sediakan akses untuk wisata dan penjualan tangkapan laut, lebarnya 1,6 meter, tidak terlalu lebar untuk mencegah masuk mobil. Perkiraan anggarannya sekitar Rp35 miliar," pungkasnya.