Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah mendorong pengguunaan energi ramah lingkungan melalui penggunaan kendaraan listrik. Sebelumnya pemerintah menargetkan penggunaan motor listrik mencapai 13 juta motor dan 2 juta mobil listrik di tahun 2030.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif IESR sekaligus pengamat Energi, Fabby Tumiwa mengatakan target ini akan sulit tercapai sebab pangsa pasar kendaraan listrik di Indonesia masih sangat rendah.

"Berdasarkan data IESR, penjualan kendaraan listrik roda dua di Indonesia mengalami peingkatan sebanyak 260 persen sejak awal tahun 2020 sedangkan penjualan kendaraan roda 4 telah mencapai 480 persen di Indonesia. Meski demikian pangsa pasar kendaraan listrik di Indonesia baru mencapai 1 persen dari jumlah kendaraan listrik setiap tahunnya," ujar Fabby kepada VOI, Selasa 21 Februari.

Meski demikian Fabby melihat ada potensi untuk tumbuh terutama untuk kendaraan roda dua sebab harga motor listrik saat ini hampir menyamai harga motor konvensional. Apalagi ditambah insentif yang diberikan pemerintah, jumlah pembeli motor listrik juga dipastikan akan terus bertambah.

"Masyarakat akan mendapat manfaat ekonomi lebih besar dengan adanya insentif karena juga mafaatnya untuk penghematan BBM maka in semakin membuat masyarakat tertarik dengan kendaraan listrik,: imbuh Fabby.

Fator kedua yang bisa medorong tumbuhnya motor listrik di Indonesia adalah dengan semakin beragamnya model motor listrik yang beredar di masyarakat akan semakin menarik minat masyarakat untuk memiliki motor listrik.

"Kalau dulu 2-3 tahun lalu model yang beredar terbatas, sekarang sudah mulai banyak. SUdah hampir lebih dari 20-an model," lanjutnya.

Selain model yang semakin beragam, lanjutnya, perusahaan yang memproduksi motor listrik juga semakin mengembangkan fitur baru dan meningkatkan kinerja dan performa motor istrik.

Faktor ketiga, lanjutnya, gaya hidup masyarakat urban yang sudah mulai sadar akan lingkungan sehingga bisa mendorong kepemilikan motor listrik di masyarakat.

Berbeda dengan motor listrik, Fabby bilang kendala kepemilikan mobil listrik adalah karena harganya yang masih cukup tinggi sehingga masyarakat akan semakin sulit memiliki mobil listrik.

"Kalau kita lihat harga mobil yang dibeli oleh 80 persen pembelian mobil itu harganya di bawah Rp400 juta sementara 250-400 range harganya. Belum ada tuh harga mobil listrik berkualitas bagus yang di range harga ini," lanjut Fabby.

Untuk itu, menurut Fabby, dengan melihat pembelian mobil listrik selama 2 tahun terakhir dirinya menilai akan sulit mencapai target 2 juta mobil listrik di tahun 2030. Namun dengan penruunan ahrga baterai dan semakin meningkatnya produksi mobil listrik, ia yakin harga mobil akan semakin terjangkau oleh masyarakat.

"Seiring dengan produksi meningkat, harga baterai turun, mungkin dalam 4-5 tahun ke depan mobil yang kelas di bawah bisa beredar baru kita akan melihat penetrasi kendaraan listrik bisa lebih tinggi," pungkas Fabby.