JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa perkembangan sektor keuangan saat ini didukung oleh semakin luasnya ekonomi digital dan mudahnya sistem pembayaran digital, serta pesatnya digital banking.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Januari 2023 tumbuh 26 persen year on year (yoy) sehingga mencapai Rp36,57 triliun. Nilai transaksi digital banking meningkat 27,9 persen (yoy) menjadi Rp4.900,6 triliun.
“Transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat dalam mendorong kegiatan ekonomi,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Senin, 20 Februari.
Menurut Perry, peningkatan juga terjadi pada nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit yang naik 5,42 persen menjadi Rp689,09 triliun.
“Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas dan meningkatkan efisiensi transaksi pembayaran cross border melalui penguatan kebijakan dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi,” tegas dia.
BACA JUGA:
Sementara itu, Perry mengungkapkan jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Januari 2023 meningkat 5,07 persen (yoy) mencapai Rp930,05 triliun.
“Bank Indonesia memastikan ketersediaan uang rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tuturnya.
Sebagai informasi, pertumbuhan transaksi keuangan digital berkontribusi besar bagi perekonomian nasional. Bank Indonesia baru-baru ini diketahui merevisi target pertumbuhan ekonomi dengan bias ke atas dari 4,9 persen menjadi 5,1 persen pada 2023.
Hal ini cukup kontras dengan proyeksi ekonomi global yang diyakini hanya tumbuh 2-3 persen serta adanya ancaman resesi.