JAKARTA - Bus Trans Jawa Tengah (Jateng) koridor Surakarta-Wonogiri sepanjang 40 kilometer bakal beroperasi pada 2023.
Dengan demikian, total ada 7 koridor yang beroperasi penuh di wilayah Jateng.
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, sepanjang koridor tersebut akan dilayani 14 bus sedang berlantai rendah (low entry) dengan total 128 halte.
"Setidaknya, keberadaan koridor Bus Trans Jawa Tengah di wilayah Wonogiri dapat membantu mengurangi korban kecelakaan lalu lintas," kata Djoko dalam keterangan tertulisnya, Senin, 20 Februari.
Berdasarkan data dari Polres Wonogiri, kata Djoko, korban kecelakaan di wilayah tersebut selama 2022 mencapai 2.408 orang.
Dari jumlah itu, sebanyak 567 orang atau 24 persen di antaranya merupakan korban pelajar.
Sebanyak 14 pelajar diketahui meninggal dunia, 391 pelajar luka ringan, dan 612 pelajar tidak luka.
"Dengan beroperasinya Bus Trans Jateng koridor Surakarta-Wonogiri paling lambat Agustus 2023 diharapkan akan mengurangi angka kecelakaan, terutama di kalangan pelajar," ujarnya.
Hingga saat ini, telah beroperasi enam koridor Bus Trans Jateng, di antaranya koridor Terminal Bawen (Kabupaten Semarang)-Stasiun Tawang (Kota Semarang) sepanjang 43 kilometer dengan 28 unit armada bus dan 88 halte, koridor Terminal Bulupitu (Kota Purwokerto)-Terminal Bukateja (Kabupaten Purbalingga) sepanjang 42 kilometer dengan 14 unit armada bus dan 60 halte.
Berikutnya, koridor Terminal Kutoarjo (Kabupaten Kebumen)-Terminal Borobudur (Kabupaten Magelang) sepanjang 52 kilometer dengan 14 unit armada bus dan 72 halte, koridor Terminal Bahurekso (Kabupaten Kendal)-Terminal Mangkang (Kota Semarang) sepanjang 28,7 kilometer dengan 14 unit armada bus dan 50 halte.
Kemudian, koridor Terminal Tirtonadi (Kota Solo)-Terminal Sumberlawang (Kabupaten Sragen) sepanjang 35 kilometer dengan 14 unit armada bus dan 84 halte, serta 23 rambu bus setop.
Terakhir, koridor Terminal Godong (Kabupaten Grobogan)-Terminal Penggaron (Kota Semarang) sepanjang 34,3 kilometer dengan 14 unit armada bus, 85 halte dan 12 rambu bus stop.
Menurut Djoko, rencana pengembangan layanan Bus Trans Jateng selanjutnya, selain akan mengoperasikan koridor Surakarta-Wonogiri tahun ini, akan ada pengembangan menjadi 10 koridor lagi.
"Tantangan ke depan adalah mencari skema pendanaan operasional yang tidak berasal dari APBD Provinsi Jawa Tengah dan penumpang," ungkapnya.
BACA JUGA:
Namun, kata Djoko, bisa berasal dari beberapa sumber pendanaan lain, seperti Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN, Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan swasta, alokasi sebagian Anggaran Pendidikan, pemasangan iklan, pembuatan halte cerdas (smart halte) dengan Public Transport Information System (PTIS).
"Memang memerlukan regulasi lagi untuk menguatkan pencairan skema pendanaan tambahan," tandasnya.