YOGYAKARTA - Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element (RRE) merupakan salah satu harta karun yang dimiliki oleh tanah Indonesia. Sumber daya alam ini diklaim bernilai ekonomi tingi dan banyak diburu. Sejauh ini, ada lima daerah penghasil logam tanah jarang di Indonesia.
Logam tanah jarang menjadi salah satu sumber daya tambang di Indonesia, selain nikel, batu bara, emas, tembaga, maupun timah. Material ini dinamai ‘logam tanah jarang’ berdasarkan dari asumsi bahwa keberadaan logam ini tidak banyak ditemukan. Namun faktanya, LTJ tersebar cukup melimpah, melebihi unsur lain dalam kerak bumi.
Apa Itu Logam Tanah Jarang
Logam tanah jarang merupakan mineral ikutan yang bersifat magnetik dan konduktif yang dipakai sebagai komponen utama pemberian daya sebagian besar perangkat elektronik. Sumber daya ini bisa digunakan untuk daya dalam ponsel, speaker, tablet, dan sebagainya.
LTJ dimanfaatkan untuk bahan baku berbagai peralatan yang membutuhkan teknologi modern, seperti sebagai baterai. Tidak hanya digunakan untuk pengisian daya perangkat-perangkat elektronik kecil, LTJ juga dipakai dalam industri elektronika hingga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), pembangkit listrik tenaga bayu/angin (PLTB).
Penggunaan logam tanah jarang saat ini banyak ditemukan di berbagai sektor, mulai dari otomotif, kesehatan, penerbangan, hingga pertahanan. Komoditasi LTJ memang belum diproduksi di Indonesia. Namu ketersediaan LTJ cukup melimpah di lima daerah di Indonesia.
Daerah Penghasil Logam Tanah Jarang di Indonesia
Sebenarnya Indonesia belum memiliki data utuh mengenai total sumber daya logam tanah jarang lantaran penelitian LTJ di dalam negeri masih minim. Namun dalam buku berjudul “Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia”, sumber daya LTJ berhasil diteliti di beberapa wilayah. Hasil penelitian tersebut mencatat diperoleh LTJ mencapai 72.579 ton berasal dari endapan plaser dan endapan lateritik.
Berikut beberapa daerah penghasil logam tanah jarang di Indonesia.
Sumber Daya Tipe Plaser
Sumber daya tipe plaser adalah logam tanah jarang berupa mineral ikutan timah. LTJ tipe ini banyak ditemukan di daerah-daerah penghasil timah, baik darat (onshore) dan laut (offshore).
Semakin besar potensi timah yang dimiliki, maka daerah tersebut menyimpan LTJ semakin besar pula. Daerah penghasil LTJ tipe plaser adalah Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, dan selatan Kalimantan Barat.
- Kepulauan Riau: sumber daya tereka monasit 2.268 ton.
- Kepulauan Bangka Belitung: sumber daya tereka monasit 177.211 ton.
- Selatan Kalimantan Barat: sumber daya tereka monasit 1.176 ton.
Sumber Daya Tipe Endapan Residual/Lateritik
Tipe endapan ini mulai banyak dikembangkan di beberapa negara penghasil LTJ. Indonesia menjadi negara yang memiliki potensi LTJ tipe lateritik cukup besar, melihat dari kondisi geografis dan iklimnya. LTJ tipe ini tersebar di daerah, seperti Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah.
- Pamonangan, Sumatera Utara: potensi LTJ 19.917 ton dan bijih 4,43 juta ton.
- Ketapang, Kalimantan Barat: potensi LTJ 219 ton dan bijih 1,93 juta ton.
- Taan, Sulawesi Barat: potensi LTJ 1.416 ton dan bijih 7,32 juta ton.
- Banggai, Sulawesi Tengah: potensi 443 ton dan bijih 1,52 ton.
Pelapukan (Ion Adsorption)
LTJ tipe adsorpsi ion khususnya yang terdapat dalam endapan kaolin ditemukan di daerah Pulau Belitung. Namun jumlah LTJ di sana masih belum diketahui karena keterbatasan data yang didapat dari pemboran tangan dan sumur uji. Meski hasil analisis kimia menunjukkan adanya kandungan tersebut, namun potensi potensi ini masih sebagai indikasi LTJ.
LTJ pada Batu Bara
Penelitian LTJ batu bara di Indonesia masih rendah atau terbatas. Namun melihat kondisi geologi dan potensi batubara di tanah air, maka Indonesia memiliki potensi besar pada LTJ batu bara. Penelitian terkait hal ini telah dilakukan di
- Lapangan Sangatta, Kalimantan Timur
- Bangko, Sumatera Utara
Demikianlah ulasan mengenai daerah penghasil logam tanah jarang di Indonesia. Besarnya potensi sumber daya LTJ di Indonesia dapat menjadi modal untuk pengembangan sektor industri modern, seperti iklim elektrifikasi. Pasalnya material ini memiliki elemen strategis yang sangat dibutuhkan.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.