Menteri BUMN: Perusahaan Pelat Merah Siap Perkuat Industrialisasi Pangan
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan perusahaan pelat merah siap mengoptimalisasi industri dan kerja sama di sektor pangan. Langkah ini guna mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia.

Erick menjelaskan, BUMN juga sudah mulai secara aktif mengajak kerja sama demi mengamankan pasokan bahan-bahan pangan utama.

Contohnya, kata Erick, membuat kerja sama yang berkaitan dengan program-program mengurangi stunting di Indonesia, antara lain investasi di industri sapi, baik industri pengolahan daging maupun produksi susu.

“Ini yang harus kita intervensi. Salah satunya bagaimana kita kerja sama untuk melihat cattle, bisnis industri sapi, baik daging maupun susu,” ujar Erick usai menghadiri Mandiri Investment Forum (MIF) di Jakarta, Rabu, 1 Februari.

Khusus pengembangan industri susu, kata Erick, langkah konkret yang dilakukan antara lain melakukan pembicaraan dengan perusahaan susu Belanda, Frisian Flag. Erick mengatakan, hal ini menjadi salah satu yang krusial, mengingat 80 persen dari total konsumsi susu nasional bersumber dari impor.

Saat kunjungan ke Belanda, Erick mengatakan Frisian Flag ingin investasi sebanyak 8.000 hingga 12.000 sapi.

Menurut dia, hal tersebut harus didorong agar kedaulatan pangan bisa tercapai.

“Jadi kedaulatan pangan pun harus dipikirkan,” tuturnya.

Kata Erick, salah satu tugas BUMN saat ini adalah mewujudkan hal itu agar industri pangan nasional makin kuat.

Karena itu, ia menegaskan, komitmennya terhadap ketahanan pangan nasional.

“Industrialisasi untuk pangan dan turunannya itu perlu dipastikan karena penduduk kita 270 juta atau 280 juta. Artinya makin banyak memerlukan ketahanan pangan, seperti susu, daging masih impor, terus kita mesti diamkan, tidak,” tuturnya.

Untuk itu, lanjut Erick, BUMN terus bergerak mencari kemitraan dengan produsen luar negeri seperti perusahaan pangan asal Qatar, Baladna Farm dan Frisian Flag dari Belanda.

Erick menyampaikan kedua perusahaan itu sangat antusias bekerja sama dengan Indonesia.

Terlebih, pendapatan usaha terbesar Frisian Flag berasal dari pasar Indonesia.

Erick menyampaikan, pola kerja sama nantinya tak hanya melibatkan BUMN, melainkan juga menggandeng para peternak dan juga private sector.  Hal ini bagian dalam penguatan ekosistem pangan nasional.

“Contohnya private sector yang bagus ada Cimory, industrialisasi pangan harus terjadi, kalau tidak nanti petani dan peternak kita terus tergerus, itu yang kita bangun ekosistem, supaya kenapa kita bermitra yang saling menguntungkan,” kata Erick.