JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) membidik beberapa proyek pada Ibu Kota Nusantara (IKN) yaitu pembangunan Istana Wakil Presiden dan pembangunan rusun Aparatur Sipil Negara (ASN).
Direktur Operasi II Hutama Karya Gunadi mengatakan pihaknya saat ini terus melakukan koordinasi aktif dengan beberapa konsultan perencana serta berkomunikasi dengan kementerian PUPR.
“Tentang paket-paket yang disediakan pada tahun 2023,” kata Gunadi, di Jakarta, Jumat, 27 Januari.
Tak hanya proyek IKN, Gunadi mengatakan Hutama Karya juga berencana membidik proyek-proyak lainnya. Salah satunya adalah gedung perkantoran.
“Kami sudah membidik dan mempersiapkan tender-tender proyek seperti beberapa rumah sakit, universitas, gedung perkantoran hingga stadion olahraga,” imbuh Gunadi.
Di tahun 2023, kata Gunadi, Hutama Karya menargetkan beberapa kontrak baru senilai Rp3,621 triliun dengan jumlah 10 non KSO dan empat proyek KSO.
“Hingga akhir tahun 2023 ini, terdapat enam proyek gedung konstruksi yang akan diselesaikan perusahaan yakni Proyek Pembangunan Gedung Universitas Malikussaleh di Lhokseumawe, Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung,” katanya.
Lalu, Geodiversitas LIPI di Kebumen, RS Ibu & Anak Sanglah II di Bali, RS Ibu & Anak Sardjito Yogyakarta hingga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Toba di Sumatera Utara.
Kata Gunadi, sebagian besar dari proyek- proyek tersebut rencananya akan selesai pada Semester II 2023. “Target kami bukan hanya selesai tepat waktu saja, namun juga memberikan delivery dengan kualitas yang terbaik,” ujar Gunadi.
Dari sekian proyek tersebut, kata Gunadi, yang memiliki progres paling signifikan saat ini adalah proyek gedung kampus Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe-Aceh. Proyek yang dimulai sejak Agustus 2021 ini sudah memiliki progres 40 persen.
Saat ini, sambung Gunadi, sedang dilakukan pengerjaan struktur baja rangka atap dan finishing arsitek, dengan lingkup pekerjaan meliputi arsitektur, mekanikal, engineering, plumbing, serta site development. Proyek ini ditargetkan rampung pada Agustus 2023.
BACA JUGA:
Sementara itu, proyek lain yang memiliki tingkat kerumitan cukup tinggi adalah Proyek Tower Menara Telekomunikasi Turyanpada di Kabupaten Buleleng, Bali.
“Hal ini dikarenakan struktur lapisan tanah yang berbatu sehingga butuh perhatian khusus saat proses pekerjaan galian tanah,” katanya.
Melihat karakteristik proyek cukup beragam dengan masing-masing tingkat kerumitannya, Hutama Karya mengimplementasikan sejumlah strategi untuk percepatan penyelesaiannya.
“Kami sudah mempersiapkan sejumlah strategi untuk percepatan konstruksinya seperti pemanfaatan teknologi Building Information Modelling, penguatan sinergitas dengan masyarakat sekitar, tokoh-tokoh masyarakat dan tenaga kerja lokal,” ujar Gunadi.