Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyalurkan kredit ke sektor-sektor berkelanjutan senilai Rp183,2 triliun atau tumbuh 14,9 persen secara tahunan pada 2022 dan berkontribusi hingga 25,4 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA.

Direktur BCA Vera Eve Lim menyebut pada 2022 pembiayaan subsektor berkelanjutan yang masih bertumbuh, antara lain subsektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tumbuh 16 persen, sektor transportasi 16 persen, dan sektor sumber daya alam yang berkelanjutan tumbuh 14,2 persen.

“Sesuai dengan aturan yang ada mulai tahun lalu, setiap nasabah yang kami biayai, terutama korporasi, kami lakukan environment sustainability risk asessment-nya terlebih dahulu,” ucapnya dalam Paparan Kinerja BCA 2022 di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat 27 Januari.

Dengan demikian, debitur perlu menyampaikan kepada BCA secara berkala bagaimana rencana ESG (Environmet, Social, and Governance) mereka.

Karena penerapan ESG setiap industri berbeda, debitur perlu melakukan self asessment terkait rencana ESG ke depannya.

Dalam rangka mendorong ekonomi sirkular, BCA juga melakukan inisiatif pengolahan limbah yang berasal dari kegiatan operasional, di antaranya limbah non-organik, limbah arsip dokumen, cartridge ATM, hingga seragam yang sudah tidak digunakan oleh pekerja BCA.

Sepanjang tahun 2022, total limbah yang dikelola BCA mencapai 518 ton.

“Kami berkomitmen berkontribusi bagi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. Inisiatif pengolahan limbah yang kami lakukan di tahun 2022 berpotensi mengurangi emisi hingga 348,9 ton karbondioksida atau setara dengan melestarikan lebih dari 29.000 pohon,” kata Presiden Direktur BCA dalam kesempatan yang sama, Kamis.

Sebagai upaya menciptakan dampak menyeluruh dari hulu ke hilir, proses pengolahan limbah dilakukan dengan memberdayakan masyarakat lokal dan UMKM.

“Kemudian, dana hasil pengolahannya disalurkan kepada Yayasan Bakti BCA, untuk pemberian beasiswa pendidikan bagi yang membutuhkan,” imbuhnya.