JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan realisasi investasi di tahun ini sebesar Rp1.400 triliun.
Target tersebut naik dari tahun 2022 yang sebesar Rp1.200 triliun.
Meski begitu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optimistis bisa mencapainya.
“Ini sudah sangat paten. Mudah-mudahan target tahun ini Rp1.400 triliun bisa tercapai. Tambah kerja ekstra untuk mencapai ini,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 24 Januari.
Kata Bahlil, meningkatnya target tahun ini berangkat dari realisasi investasi yang moncer di 2022 yakni Rp1.207 triliun atau 106 persen dari target yang dipasang Rp1.200 triliun.
Meski begitu, Bahlil mengaku tahun 2023 akan menjadi tahun yang terberat bagi Indonesia. Khususnya dalam merealisasikan investasi.
“Yes. Jujur aja. Tahun 2023 adalah tahun berat bagi Republik Indonesia. Ya itulah Bapak Presiden Jokowi. Bapak Presiden Jokowi itu memang seng ada lawan. Jadi beliau itu selalu optimis yang terukur dan Bapak Presiden itu suka tantangan,” ucapnya.
Bahlil mengatakan terdapat dua hal yang menjadi tantangan dalam merealisasikan target investasi di 2023. Pertama, kondisi global yang penuh ketidakpastian.
“Kondisi global sampai dengan hari ini kan kita tahu, bahwa tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi. Bahkan beberapa lembaga dunia mengatakan bahwa potensi rasa situ sangat besar, tinggal hari ini yang menjadi diskusi kita berapa dalam resesi itu. Dalamnya dalam sekali atau tidak terlalu dalam,” ujarnya.
Padahal, kata Bahlil, kontribusi investasi asing di Indonesia sangat besar.
Di tahun 2022, Bahlil mengatakan foreign direct investment (FDI) di Indonesia mencapai 53 persen dari total realisasi investasi Rp1.207 triliun.
“Artinya kalau kondisi global tidak bagus, bagaimana kondisi FDI?,” katanya.
BACA JUGA:
Tantangan kedua, lanjut Bahlil, tahun 2023 merupakan tahun politik.
Hal ini akan menjadi tantangan dalam merealisasikan investasi di tahun ini.
Sebab, menurut Bahlil, investor akan melakukan sikap wait and see ketika berinvestasi.
Karena itu, Bahlil menyarankan semua jajaran di pemerintahan untuk bekerja sama menjaga stabilitas politik di tahun ini.
Pasalnya, stabilitas menjadi kunci utama dalam menjaga ekonomi dan investasi.
“Karena hanya itu yang bisa menyelamatkan kita. Ketika kita berdebat dengan hal-hal yang tidak subtantif, maka mohon maaf investor itu akan melahirkan keraguan,” katanya.