JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan telah menangani 25 kejadian keterdamparan mamalia laut di kawasan Indonesia Timur selama periode 2022.
Kepala Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) KKP Santoso Budi Widiarto mengatakan bahwa jenis paus mendominasi kejadian mamalia laut terdampar, baik yang masih hidup maupun yang mati.
“Jenis paus mendominasi kejadian mamalia laut terdampar di wilayah timur, jumlahnya hampir 52 persen, yaitu sebanyak 13 kejadian jenis paus terdampar, 10 kejadian jenis dugong terdampar dan 2 kejadian lumba-lumba terdampar,” ujarnya dalam pernyataan pers pada Minggu, 22 Januari.
Menurut Santoso, Indonesia bagian timur merupakan salah satu jalur migrasi serta habitat penting mamalia laut. Disebutkan jika penanganan kejadian keterdamparan mamalia laut adalah strategi KKP dalam menjaga kesehatan laut Indonesia dan menjadi salah satu implementasi kebijakan ekonomi biru untuk menjaga keberlanjutan keanekaragaman hayati laut di Indonesia.
“Lokasinya tersebar dari Maluku Utara hingga Papua Barat Daya. Banyaknya mamalia yang ditemukan di wilayah ini dikarenakan perairan di kedua provinsi tersebut adalah jalur migrasi bagi mamalia laut dan terdiri dari pulau-pulau membentang dari Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik,” tuturnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut Santoso juga menyebutkan mamalia laut terdampar paling banyak ditemui pada kondisi kode empat dan lima, yakni mengalami pembusukan tingkat lanjut dan penguraian akhir.
Banyaknya mamalia laut yang ditemukan dalam kondisi membusuk menunjukkan bahwa mamalia laut dalam kondisi sekarat atau terdampar dan sulit dijangkau manusia sehingga membutuhkan waktu untuk ditangani.
KKP sendiri telah menetapkan Rencana Aksi Penanganan Mamalia Laut Terdampar melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 79 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Mamalia Laut Periode 2018-2022 serta Pedoman Penanganan Mamalia Laut Terdampar.
“Dalam kurun waktu 2017 hingga 2022 kejadian mamalia laut terdampar cenderung meningkat setiap tahunnya khususnya untuk jenis mamalia laut paus dan dugong sedangkan untuk jenis lumba-lumba cenderung menurun kejadian keterdamparannya dari 2019 hingga 2022,” jelas dia.