Jaga Pertumbuhan, Ini 4 Skenario BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi di 2023
Ilustrasi (Foto: Dok. BRI)

Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) optimistis dapat menjaga kinerja positif dan pertumbuhan berkelanjutan pada 2023 di tengah ketidakpastian ekonomi dan ancaman resesi global.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan demi mencapai target tersebut perseroan telah menyiapkan setidaknya empat skenario yang merupakan mitigasi risiko dan strategic response.

Skenario pertama adalah jika ekonomi pulih tapi inflasinya naik dan kualitas pinjaman memburuk, maka hal yang ditempuh mempercepat proses write-offs untuk memperoleh recovery rate yang lebih tinggi. Kemudian mempertahankan coverage ratio yang tinggi.

“Bisa dipahami bahwa perbankan rata-rata masih menumpuk cadangan untuk mengantisipasi terjadinya kalau terjadi deteriorating di kualitas asetnya. Dan kemudian kita cadangkan cukup memadai supaya bantalannya nanti tidak hard landing, kira-kira seperti itu. Jadi bantalannya mulus untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan,” ujar dia dalam keterangan pers, Minggu, 22 Januari.

Menurut Sunarso, pihaknya memilih tumbuh selektif dan melakukan enhancement credit risk model. Dengan Loan Portofolio Guideline (LPG) yang diatur moderat. Lalu dilakukan monitoring kualitas pinjaman secara intensif.

Kedua, jika ekonomi mulai pulih dengan inflasi terkendali dan kualitas kredit membaik maka mempercepat proses write-offs untuk meningkatkan recovery rate dan kemudian menurunkan coverage ratio.

Kemudian melakukan enhancement terhadap risk-based pricing model untuk meningkatkan daya saing produk serta membuat Loan Portofolio Guideline lebih longgar sebagai pedoman untuk strategi pertumbuhan yang lebih agresif.

Ketiga adalah ekonomi stagnan, inflasi naik, dengan kualitas pinjaman memburuk atau the worst scenario.

“Kami akan mengambil strategic response tumbuh terbatas, dengan pengaturan Loan Portofolio Guideline yang sangat ketat. BRI akan mempertahankan coverage ratio di level yang lebih tinggi dan melakukan monitoring kualitas kredit secara intensif, melakukan simulasi dan stress-test secara periodik dan berkesinambungan,” tuturnya.

Keempat, jika ekonominya tetap stagnan tapi inflasinya terkendali dan kualitas pinjaman membaik.

“Maka strategic response dari BRI adalah tumbuh selektif, Loan Portofolio Guideline diatur di level moderat dengan mempertahankan coverage ratio yang tetap tinggi untuk jaga-jaga jika terjadi pemburukan. Kemudian melakukan monitoring kualitas kredit secara intensif dengan simulasi dan stress-test secara periodik dan berkesinambungan. Itu yang paling penting,” jelas Sunarso.

Untuk diketahui, World Bank dalam laporannya yang berjudul Is a Global Recession Imminent? memprediksi kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global pada 2023. Presiden Joko Widodo bahkan sempat menyebut jika seperti negara di dunia sudah hampir pasti mengalami resesi.

Adapun, Indonesia sendiri tergolong sebagai negara yang terhindar dari resesi dengan peluang terjadinya pemburukan ekonomi hanya sebesar 3 persen.