YOGYAKARTA – Rate card jadi salah satu kelengkapan yang harus ada saat seorang influencer menawarkan jasanya. Dokumen ini biasanya dipakai oleh influencer di berbagai media seperti media televisi hingga media digital seperti TikTok, Twitter, hingga Instagram. Lalu apa itu rate card?
Apa Itu Rate Card
Secara harfiah rate card artinya kartu tarif. Pengertian rate card bisa dimaknai sebagai sebuah dokumen yang berisi rincian harga yang dipatok untuk jasa tertentu. Dokumen ini identik dengan bisnis yang berkaitan dengan media dan publikasi dan biasa dimiliki oleh perusahaan atau influencer.
Secara spesifik, dalam situs Marketing Terms, pengertian rate card adalah dokumen yang isinya rincian harga terhadap berbagai opsi penempatan iklan. Dokumen ini berfungsi untuk menjelaskan tarif awal sesuai dengan value atau nilai yang dimiliki suatu perusahaan atau influencer di pasaran.
Istilah rate card sebenarnya sudah lama digunakan oleh perusahaan yang berhubungan dengan iklan. Sebelum ramai penggunaan istilah tersebut, agensi iklan menggunakan istilah price list atau daftar harga.
Rate card bermanfaat untuk menjelaskan harga secara rinci terkait produk yang ditawarkan baik berupa barang maupun jasa. Penjelasan harga yang diberikan meliputi harga produk pokok hingga biaya tambahan yang akan dikenakan dengan berbagai penyesuaian.
Siapa yang Membutuhkan Rate Card?
Keberadaan rate card sebenarnya dibutuhkan oleh siapa saja yang menawarkan produk kepada konsumen, khususnya yang bergerak di industri kreatif mulai dari influencer, content writer, media social specialist, freelancer, ilustrator, atau orang-orang yang menyediakan layanan jasa di bidang media sosial.
Patut diketahui pula bahwa rate card tiap penyedia produk berbeda. Rate card disusun dengan didasarkan pada media yang disasar, jumlah followers, jenis konten, dan sebagainya.
Cara Menentukan Rate Card
Untuk menentukan rate card, seseorang harus berpatokan pada data yang ada. Misalnya, rate card Instagram adalah daftar harga yang didasarkan pada efektivitas pemasaran atau penyiaran melalui Instagram. Untuk membuat rate card Instagram, Anda harus berpatokan pada fitur apa saja yang disediakan, berapa jumlah follower, seberapa besar engagement yang bisa didapat, dan sebagainya.
Sedangkan rate card TikTok adalah daftar harga yang didasarkan pada layanan pemasaran atau penyiaran melalui media TikTok. Data rate card TikTok bisa didasarkan pada jumlah followers, engagement, tipe konten yang akan diunggah, hingga seberapa besar peluang konten untuk menjadi FYP.
Meski ada banyak data yang bisa dijadikan patokan, untuk membuat rate card Anda bisa berpatokan pada beberapa hal umum berikut ini.
- Cost per action (CPA)
Cost per Action atau CPA adalah harga yang dipatok dari seberapa besar kemungkinan action yang didapat dari target pasar. Action sendiri bisa berupa download, pembelian, kunjungan ke website, dan sebagainya.
- Cost per view (CPV)
Cost per View (CPV) adalah harga yang dipatok dari rata-rata view yang akan didapat oleh influencer. CPV biasanya digunakan oleh influencer media digital sepertiInstagram, TikTok, YouTube, Twitter, dan sebagainya.
Contoh Rate Card di Berbagai Media Sosial
Seperti telah disinggung sebelumnya, rate card biasa digunakan oleh agensi periklanan dengan berbagai media. Rate card juga akan disesuaikan dengan media yang dipakai sebagai sarana beriklan. Adapun contohnya adalah sebagai beriku.
- Instagram Stories: Rp1.500.000 hingga Rp2.000.000 (rata-rata CPV 10.000 audience per hari)
- TikTok Feed: Rp3.000.000 hingga Rp5.000.000 (rata-rata CPV 9.000 audience per postingan)
- Media Cetak: Rp2.000.000 hingga Rp3.000.000 (dengan oplah cetak 2.000 eksemplar)
Itulah informasi terkait apa itu rate card. Untuk informasi menarik lain kunjungi VOI.ID.