Menparekraf Sandiaga soal Harpitnas Jadi Hari Libur Nasional: Kami Sudah Sosialisasikan dengan Kemenpan RB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. (Foto: Dok. Kemenparekraf)

Bagikan:

JAKARTA - Wacana mengenai hari kejepit nasional atau Harpitnas dijadikan hari libur masih terus menuai pro dan kontra di berbagai kalangan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menilai, hal tersebut wajar.

Namun, dirinya berkaca saat masih menempuh pendidikan di luar negeri bahwa ada beberapa istilah hari libur tambahan seperti Harpitnas.

"Saya mengingat saat-saat bersekolah di luar negeri, yang mana ada namanya martin luther weekend, ada namanya memoral day weekend, ada bank holiday. Itu selalu dibuat hari Senin supaya ada long weekend," kata Sandiaga dalam acara "The Weekly Brief With Sandi Uno" di Jakarta, Senin, 16 Januari.

Sandiaga mengatakan, tidak hanya di Amerika Serikat saja, tetapi kebijakan hari libur tersebut juga sudah berlaku di Singapura dan New Zealand.

"Dan ternyata ini sudah dilakukan berkali-kali dalam kebijakan, baik di Amerika, Singapura, maupun New Zealand yang menjadi acuan kami. Saat kami melontarkan ide ini, kami sudah sosialisasikan juga dengan Kemenpan RB," ujarnya.

Menurut Sandiaga, kebijakan Harpitnas jadi hari libur pada tahun ini sudah bisa dimulai dengan beberapa waktu tertentu dulu.

"Jangan semua hari libur yang jumlahnya belasan itu, yang seandainya jatuh pada hari Minggu atau jatuh pada hari Sabtu dikedepankan ke hari Jumat, atau dimundurkan hari Senin kalau hari Minggu," pungkas Sandiaga.

Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga menyatakan target pemerintah terhadap pergerakan wisatawan nusantara mencapai 1,4 miliar pergerakan, pada tahun 2023 ini.

Terlebih, kata Sandiaga, pelonggaran aturan PPKM dan kemudahan melakukan perjalanan dalam negeri belakangan meningkatkan potensi wisata spontan di Indonesia.

"Ini yang kami jadikan momentum untuk kembali menggairahkan sektor pariwisata, sehingga kami akan berupaya menyesuaikan aturannya di daerah, agar mendatangkan wisatawan yang bisa memicu peningkatan devisa bagi negara," imbuhnya.