Bagikan:

JAKARTA – Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan Suryo Utomo mengatakan bahwa penerimaan pajak masih menjadi tulang punggung pendapatan negara di APBN 2023 karena porsinya yang sangat dominan.

Menurut dia, pada tahun ini penerimaan pajak diharapkan bisa menyentuh angka Rp Rp1.718 triliun. Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan dengan APBN 2022 (sesuai Perpres 98/2022) yang sebesar Rp1.485 triliun.

“Kami telah melakukan langkah pengamanan untuk bisa mencapai target pajak nasional tahun ini,” ujarnya dalam media briefing di Jakarta pada Selasa, 10 Januari.

Suryo menjelaskan, sejumlah langkah tersebut antara lain pengawasan pembayaran wajib pajak, pemberian fasilitas perpajakan, ekstensifikasi dan intensifikasi perpajakan, serta penelitian dan tindak lanjut data perpajakan tahun berjalan.

“Kami juga akan mengoptimalisasi pelaksanaan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) sembari menyusun sasaran prioritas pengamanan penerimaan pajak,” tuturnya.

Suryo menambahkan, konsolidasi fiskal 2023 diharapkan bisa menjawab tantangan ekonomi tahun ini yang diliputi oleh ketidakpastian, utamanya dari faktor eksternal.

“Direktorat Jenderal Pajak yakin pengelolaan fiskal yang berkelanjutan akan mendorong penerimaan negara lebih baik lagi. Tidak lupa dari sisi internal kita perlu membangun birokrasi dan pelayanan publik yang agile, efektif dan efisien,” tegas dia.

Seperti yang diberitakan redaksi sebelumnya, penerimaan pajak sudah berhasil menembus target dalam dua tahun berturut-turut. Pada 2021, nilai penghimpunan pajak mencapai Rp1.547,8 triliun atau setara dengan 107,1 persen dari target.

Sementara itu, dalam realisasi penerimaan pajak 2022 diketahui sebesar Rp1.716,8 triliun atau melesat 115,6 persen dari pagu APBN yang sebesar Rp1.485 triliun.