Pertamina Jalankan Uji Coba MyPertamina, BPH Migas Beri Penjelasan
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurahman mengungkapkan pihaknya terus berupaya agar bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dapat tepat sasaran melalui sistem digital.

Saleh menjelaskan, saat ini BPH migas memiliki beberapa aturan terkait peruntukan penggunaan BBM bersubsidi namun masih terjadi banyak pelanggaran di lapangan.

Misalnya Keputusan Kepala BPH Migas No. 04 Tahun 2020 tentang Pengendalian Penyaluran Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu oleh Badan Usaha Pelaksana Penugasan pada Konsumen Pengguna Transportasi Kendaraan Bermotor untuk Angkutan Orang atau Barang yang menyebutkan Kendaraan pribadi mendapat jatah maksimal 60 liter per hari, angkutan umum orang atau barang roda 4 mendapat jatah maksimal 80 liter per hari, sementara angkutan umum barang atau barang roda 6 atau lebih maksimal 200 liter per hari.

"Saat ini sudah berjalan, tapi sering terjadi penyalahgunaan karena orang bisa mengisi berkali-kali. Hari ini isi 60, siang isi 60 lagi. Sistemnya beum interconected dalam sistem digital kita," ujar Saleh dalam Energy Corner, Senin 9 Januari.

Ia mengatakan, nantinya dengan program subsidi tepat yang dilakukan oleh Pertamina, pemilik kendaraan hanya dapat mengisi BBM sesuai dengan kuota yang telah ditentukan sehingga bisa menekan potensi penyalahgunaan BBM.

"Contoh, sekarang Pertamina melaksanakan full cycle trial, pilot project di 34 kabupaten/kota. Jika itu sudah diimplementasikan maka konsumen yang sudah mengisi 60 liter jatah hariannya itu di SPBU A dia tidak akan bisa isi di SPBU A lagi maupun di SPBU B, C, D karena kuota dia hari itu sudah habis. Sehingga bila ini kita terapkan, kita yakin subsidi akan lebih tepat sasaran," beber Saleh.

Ia mengimbau, masyarakat untuk segera mendaftarkan diri untuk program subsidi tepat agar data yang ada bisa disesuaikan dan subsidi dapat menyasar ke orang yang tepat.

"Potensi penyalahgunaan pengisian berulang kemudian penimbunan bisa dicegah degan sistem digitalisasi subsidi tepat yang inteconnected. Kita trus menerus imbau masyarakat yang butuh subsidi untuk segera mendaftar di subsidi tepat tersebut," pungkas Saleh.