Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman mengungkapkan, realisasi konsumsi Pertalite hingga 20 Juni 2022 telah mencapai 57,54 persen atau mencapai 13.266.431 kiloliter (KL).

Untuk itu, ia khawatir jika tidak dilakukan pembatasan pembelian, maka jumlah konsumsi Pertalite akan melampaui kuota yang ditetapkan pemerintah.

Adapun kuota Pertalite yang disediakan pemerintah untuk tahun 2022 adalah sebanyak 23,05 juta KL.

Sementara untuk Solar Subsidi, kata Saleh, konsumsinya sudah di atas 50 persen, bahkan konsumsi rata-rata harian bulanan sudah mengalami kelebihan di atas 10 persen.

"Tentu jika tidak dikendalikan maka kita akan hadapi subsidi habis Oktober atau November mendatang," ujar Saleh dalam webinar, Rabu, 29 Juni.

Untuk itu, saat ini pihaknya bekerja sama dengan Pertamina sebagai badan usaha mewajibkan pengguna untuk mendaftar di situs MyPertamina pada 1 Juli 2022.

Ke depan, melalui Revisi Perpres 191/2014, pemerintah akan menentukan siapa saja yang berhak membeli Pertalite dan Solar Subsidi tersebut.

Nantinya, data yang diberikan konsumen akan diverifikasi oleh pemerintah untuk menentukan kelaikan beli bahan bakar jenis tersebut.

Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) akan melakukan uji coba pembelian BBM subsidi Pertalite melalui sistem Mypertamina di lima provinsi mulai 1 Juli 2022.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution mengatakan, saat ini Pertamina Patra Niaga terus memperkuat infrastruktur serta kesisteman untuk mendukung program penyaluran Pertalite dan Solar secara tepat sasaran ini.

"Direncanakan, uji coba awal akan dilakukan di beberapa kota/kabupaten yang tersebar di Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta," ujar Alfian dalam keterangan kepada media, Senin 27 Juni.