BRI Sebar Dividen Rp8,6 Triliun, Separuh Lebih Masuk Kas Negara: Investor Publik Masih Bisa Kebagian Jika Pegang Saham BBRI Sebelum 9  Januari
Jajaran Direksi BRI (Foto: Dok. BRI)

Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) akan membagikan dividen interim sebesar Rp8,6 triliun. Nilai yang setara Rp57 per lembar saham itu sebagai komitmen perseroan dalam meningkatkan kepercayaan stakeholders.

Direktur Keuangan BRI Viviana mengatakan, dari jumlah tersebut Rp4,5 triliun di antaranya akan masuk ke kas negara sebagai pemegang saham mayoritas. Sementara sisanya bakal dibagikan kepada investor publik.

“Dividen ini merupakan bentuk nyata komitmen BRI untuk memberikan economic value kepada seluruh stakeholders, terutama kontribusi bagi penerimaan negara,” ujarnya dalam keterangan pers Kamis, 5 Januari.

Menurut Viviana, masyarakat yang memiliki saham BBRI di pasar reguler dengan cum date hingga Senin, 9 Januari 2023 berhak menerima dividen interim ini. Sementara cum date di pasar tunai dan recording date dijadwalkan hingga Rabu, 11 Januari 2023 dan payment date pada Jumat, 27 Januari 2023.

“BRI memiliki potensi untuk terus memberikan dividen yang optimal bagi pemegang saham. Hal ini dimulai dengan menetapkan 85 persen dividen payout ratio di periode 2022 atas laba 2021,” tuturnya.

Viviana menjelaskan, kinerja perseroan melaju pesat dengan menorehkan laba bersih Rp39,3 triliun atau tumbuh 106 persen year on year (yoy) pada akhir September 2022. Dia menjelaskan, capaian apik itu terlihat dari total pembiayaan BRI Group tercatat mencapai Rp1.111,4 triliun atau tumbuh 7,92 persen.

Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI meningkat sebesar 9,8 persen dari Rp852,1 triliun di akhir September 2021 menjadi Rp935,8 triliun di akhir September 2022.

“Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat, menjadi sebesar 84,2 persen,” tegas dia.

Lebih lanjut, Viviana menyatakan jika kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat.

“Hal itu terlihat dari LDR bank secara konsolidasian yang terjaga di level 88,5 persen dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,1 persen,” tutupnya.