JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) pada Desember 2022 sebesar 76,66 dolar AS per barel. Jumlah ini turun sebesar 10,84 dolar AS dari harga ICP per November 2022 sebesar 87,5 dolar AS per barel.
Demikian bunyi Kepmen ESDM Nomor 2.K/MG.03/DJM/2023 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Desember 2022 yang dikutip Selasa 3 Januari.
Dikutip dari Executive Summary Tim Harga Minyak Indonesia, beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional, antara lain kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi global. Terutama atas rencana Federal Reserve AS yang akan melanjutkan kebijakan peningkatan suku bunga untuk mengatasi inflasi.
Selain itu, Bank Sentral Eropa juga memutuskan untuk meningkatkan suku bunga di pertengahan Desember 2022.
Penurunan harga minyak juga terkait pasokan minyak mentah dunia yaitu OPEC+ yang mempertahankan kuota pemotongan produksi minyak mentah akibat ketidakpastian pasokan minyak mentah dari Rusia. Hal ini di luar ekspektasi pasar yang mengharapkan peningkatan pemotongan produksi dari OPEC+.
Selanjutnya, harga minyak juga ditentukan berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA) pada Desember 2022. Pasokan minyak mentah non OPEC naik sebesar 420 ribu barel per hari di kuartal IV-2022 dibandingkan kuartal sebelumnya.
Terkait permintaan minyak mentah dunia, Kementerian ESDM menulis, berdasarkan laporan OPEC pada Desember 2022, terdapat revisi penurunan proyeksi permintaan minyak mentah dunia untuk tahun 2022 menjadi 99,56 juta barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.
BACA JUGA:
Kemudian, IHS Markit dalam Laporan Desember 2022 mengatakan permintaan minyak mentah dunia turun sebesar 600 ribu barel per hari menjadi 99,8 juta barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya.
Selain itu, berdasarkan Laporan Mingguan U.S. Energy Information Administration (EIA), terdapat peningkatan stok, terutama stok produk minyak Amerika Serikat pada Desember 2022. Gasoline naik sebesar 9,2 juta barel menjadi 223,0 juta barel, dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara, Distillate naik sebesar 7,6 juta barel menjadi 120,2 juta barel, dibandingkan bulan sebelumnya.
"Faktor lainnya adalah menguatnya nilai tukar dolar AS dibandingkan mata uang lainnya terutama terhadap euro," demikian dikutip dari Exsum tersebut.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh peningkatan jumlah kasus baru COVID-19 di Tiongkok setelah pelonggaran kebijakan pembatasan diterapkan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pasar turunnya permintaan minyak mentah dari negara tersebut.
Berikut ini perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada Desember 2022 dibandingkan November 2022:
Dated Brent turun sebesar 10,55 dolar AS per barel dari 91,67 dolar AS per barel menjadi 81,12 dolar AS per barel.
WTI (Nymex) turun sebesar 7,87 dolar AS per barel dari 84,39 dolar AS per barel menjadi 76,52 dolar AS per barel.
Brent (ICE) turun sebesar 9,51 dolar AS per barel dari 90,85 dolar AS per barel menjadi 81,34 dolar AS per barel.
Basket OPEC turun sebesar 10,55 dolar AS per barel dari 89,73 dolar AS per barel menjadi 79,18 dolar AS per barel.