JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa inflasi berdasarkan indeks harga konsumen (IHK) pada Desember 2022 yang naik menjadi 5,51 persen year on year (yoy) masih tetap terkendali.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan angka itu lebih tinggi dari sasaran bank sentral untuk sepanjang tahun lalu, yakni 3 persen plus minus 1 persen.
“Inflasi tahun lalu terutama dipengaruhi oleh dampak penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada September 2022,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Selasa, 3 Januari.
Erwin menjelaskan, berbagai perkembangan bulanan menunjukkan inflasi pascakenaikan harga BBM kembali terkendali tercermin pada ekspektasi inflasi dan tekanan inflasi yang terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan awal.
“Perkembangan inflasi IHK yang terkendali tidak terlepas dari pengaruh positif dari sinergi kebijakan yang makin erat antara pemerintah pusat dan daerah, Bank Indonesia, serta berbagai mitra strategis dalam menurunkan laju inflasi, termasuk mengendalikan dampak lanjutan penyesuaian harga BBM,” tuturnya.
Adapun, inflasi inti tercatat sebesar 0,22 persen mtm, meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,15 persen yang disumbang oleh komoditas kontrak rumah.
BACA JUGA:
Sementara untuk kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 2,24 persen atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi 0,22 persen, sejalan dengan pola musiman akhir tahun.
Lalu untuk kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,73 persen, meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,14 persen seiring dengan kenaikan tarif perusahaan air minum, dan seiring dengan pola musiman peningkatan permintaan angkutan udara pada Natal dan Tahun Baru, serta inflasi rokok kretek filter.
“Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat respons kebijakan guna memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 3 persen plus minus 1 persen,” tutup Erwin.