Dorong Hilirisasi Nikel, PLN Nyalakan Listrik Tahap Pertama 15 MW untuk Smelter Feronikel Antam di Halmahera Timur
Foto: Dok. PLN

Bagikan:

JAKARTA - PT PLN (Persero) telah berhasil merelokasi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Dan Gas (PLTDG) dari Batanghari, Sumatera Selatan ke Halmahera Timur, Maluku Utara untuk memasok kebutuhan listrik bagi Smelter Feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Dengan relokasi ini, PLN memastikan pasokan listrik untuk Smelter Feronickel Halmahera Timur cukup hingga jangka panjang.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, kesiapan pasokan listrik akan menjadi landasan untuk sektor industri pertambangan nikel bisa cepat berkembang.

"Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, kebijakan hilirisasi nikel ini mutlak kita laksanakan. Tugas kami di PLN memastikan pasokan listrik untuk mendorong laju pertumbuhan perekonomian hingga menciptakan multiplier effect melalui kesiapan pasokan listrik untuk industri dan bisnis," ungkap Darmawan kepada media, Senin 2 Januari.

Adapun penyalaan tahap pertama dengan daya sebesar 15 mega watt (MW) ini adalah tindak lanjut dari Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) yang disepakati kedua belah pihak pada Maret 2022. "Selanjutnya pada Februari 2023 akan dinyalakan tahap kedua dengan daya 75 MW," imbuh Darmawan.

Untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik tahap pertama sebesar 15 MW tersebut, lanjutnya, dalam waktu sembilan bulan PLN berhasil mensinkronkan satu mesin pembangkit sebesar 15 MW dari total lima mesin pembangkit dari Sumatera Selatan sebesar 51 MW dan Jambi sebesar 60 MW yang direlokasi ke Halmahera Timur sehingga bisa mengoptimalkan pasokan listrik untuk smelter Antam.

"Dalam hal ini kami ingin mendukung Antam all out karena sebagai sesama BUMN. Antam adalah saudaranya PLN,” ucap Darmawan.

Darmawan mengungkapkan, kerja sama ini juga menandakan sinergi antar BUMN untuk mendorong perekonomian nasional. Karena, Antam merupakan BUMN anggota Holding Industri Pertambangan yang berfokus pada implementasi inisiatif strategis pengembangan berbasis hilirisasi.

Inisiatif ini sangat penting untuk meningkatkan nilai tambah komoditas produk tambang. “Kalau ini penyalaan pertama, maka akan ada penyalaan-penyalaan berikutnya. Dan kolaborasi Antam-PLN akan semakin erat dengan chemistry yang semakin baik dengan satu tujuan yaitu membangun Indonesia untuk semakin maju,” tukas Darmawan.

Direktur Pengembangan Usaha Antam Dolok Robert Silaban mengatakan, penyalaan listrik perdana ini merupakan langkah yang sangat penting untuk kesuksesan proyek pembangunan Smelter Feronikel di Halmahera Timur. Saat ini, pihaknya tengah berkonsentrasi dalam penyelesaian proyek pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur beserta dengan infrastruktur pendukungnya.

"Saya mewakili Antam mengapresiasi penyalaan listrik perdana dari PLN ini. Melalui sinergi positif dan komitmen yang kuat antara Antam dengan PLN, implementasi PJBTL dapat terlaksana secara optimal. Hal ini sangat berguna dalam mempercepat penyelesaian fase pembangunan Pabrik Feronikel Haltim," ucap Dolok.

Dolok menambahkan, Sejalan dengan penyelesaian instalasi pembangkit listrik dan konstruksi smelter, nantinya Smelter Feronikel Halmahera Timur berkapasitas 13.500 Ton Nikel ini akan menambah portofolio total kapasitas produksi terpasang feronikel tahunan Antam sebesar total 40.500 Ton Nikel.

"Sejalan dengan kemajuan proses pengadaan listrik serta penyelesaian fase konstruksi pabrik, direncanakan Pabrik Feronikel Haltim dapat mulai beroperasi pada semester kedua Tahun 2023," pungkas Dolok.