JAKARTA - PT PLN (Persero) melaporkan penggunaan biomassa sebagai substitusi dari batu bara yang digunakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sepanjang tahun 2022 telah menghasilkan energi bersih sebesar 575,4 GWh.
Selain itu penggunaan biomassa sebagai bahan cofiring juga dilaporkan berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 570 ribu ton CO2 dengan memanfaatkan biomassa sebanyak 542 ribu ton.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan sepanjang 2022 ini PLN mengimplementasikan teknologi co-firing ini di 36 lokasi PLTU dari target 35 lokasi.
"Implementasi co-firing akan memberikan dampak terhadap penurunan emisi karbon dan gas rumah kaca. Ini merupakan bagian dari ekosistem listrik kerakyatan yang melibatkan masyarakat dalam penyediaan biomassa sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat," ujar Darmawan dalam keterangan resmi, Senin 2 Desember.
Tak hanya sekedar memanfaatkan biomassa saja, lanjutnya, untuk menjamin keberlangsungan pasokan, PLN telah membangun rantai pasok biomassa. Mulai tahap perencanaan, pembangunan, pengelolaan biomassa plant sampai dengan komersialisasi di PLTU PLN. Biomassa yang saat ini dipergunakan ada lima jenis yaitu serbuk gergaji, serpihan kayu, cangkang sawit, bonggol jagung, dan bahan bakar jumputan padat.
Program co-firing ini sendiri sudah berhasil dilakukan dengan kolaborasi pemanfaatan sampah bersama 12 Pemda di seluruh Indonesia dan 6 project Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) juga sudah launching dan beroperasi di tahun 2022.
BACA JUGA:
"Kami menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Termasuk pemerintah daerah untuk pemanfaatan sampah serta Perhutani untuk pemanfaatan tanaman energi atau serbuk kayu. Kerja sama dengan masyarakat dan berbagai pihak lainnya lakukan untuk pemanfaatan jenis biomassa seperti serbuk gergaji, sekam padi, bonggol jagung dan cangkang sawit," tukas Darmawan.
Dalam menuju transisi energi bersih, PLN tidak berjalan sendiri. PLN berkolaborasi dengan melakukan pemberdayaan masyarakat. Program ini memberikan dampak yang luar biasa bagi PLN, lingkungan dan masyarakat.
"Melalui program ini, kami tidak hanya bermaksud mengganti batu bara dengan biomassa, tetapi juga membangun rantai pasok biomassa yang andal dengan melibatkan masyarakat. Sehingga dalam penyediaannya memiliki dampak ekonomi untuk masyarakat secara langsung," pungkas Darmawan.