Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis geliat industri manufaktur pada tahun ini akan tetap ekspansi.

Berdasarkan rilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Desember 2022, sebanyak 60,5 persen pelaku usaha menyatakan optimis kondisi ekonomi pada 2023 akan semakin membaik dan 24,3 persen pelaku usaha menyatakan industri nasional akan stabil.

Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Ignatius Warsito mengatakan, tingginya angka optimisme sebesar 60,5 persen atau naik dari bulan sebelumnya sebesar 58,1 persen.

"Di samping itu, optimisnya pelaku usaha juga didukung dengan kebijakan regulasi yang sudah dikeluarkan pemerintah, sehingga memudahkan para pelaku industri untuk mengakselerasi utilisasi industri," kata Ignatius Warsito, seperti dikutip pada Senin, 2 Januari.

Menurut Warsito, Kemenperin bahkan telah mendatangi langsung sejumlah para pelaku usaha guna memastikan kinerja industri akan membaik, khususnya mengenai peningkatan produksi, sejak dua bulan lalu.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni mengatakan, industri manufaktur nasional akan terus menunjukkan geliat ekspansif di tengah perlambatan ekonomi global.

Hal ini tercermin dari hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang menyentuh level 50,90 pada Desember 2022.

Angka tersebut meningkat 0,01 dibandingkan bulan November 2022 yang menyentuh level 50,89.

"Angka tersebut menunjukkan bahwa industri manufaktur Tanah Air masih dalam fase ekspansif," kata Febri, Jumat, 30 Desember.

Ia pun menyebut, dari 23 variabel subsektor industri manufaktur, tercatat 11 subsektor ekspansi, sedangkan 12 subsektor mengalami kontraksi.

Adapun share terhadap PDB triwulan III subsesktor yang ekspansi meningkat dari 71,3 persen menjadi 74,9 persen.

Penyebab utamanya karena subsektor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang memiliki share terhadap PDB industri pengolahan nonmigas sebesar 7,2 persen meningkat nilai IKI -nya dari kontraksi menjadi ekspansi.

Febri menambahkan, semua indeks variabel pembentukan IKI pada Desember 2022 mengalami ekspansi.

Peningkatan nilai IKI pada Desember 2022 bersumber dari perubahan IKI persediaan produk yang pada bulan November mengalami kontraksi (47,23), menjadi ekspansi (54,27) pada Desember.

Menurut Febri, pesanan domestik merupakan faktor dominan yang mempengaruhi indeks variabel pesanan baru.

"Hal ini terkait dengan nilai indeks variabel produksi. Sedangkan, pesanan merupakan faktor dominan indeks variabel produksi dan persediaan produk," pungkasnya.