Bagikan:

JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) meraup laba 80,3 juta dolar AS atau setara Rp1,25 triliun dalam sembilan bulan tahun ini. Capaian itu meningkat 134 persen dari laba periode sama tahun 2021 yang sebesar 59,5 juta dolar AS.

Pencapaian itu akan jadi kado manis bagi Krakatau Steel yang bakal ditinggalkan sang Direktur Utama Silmy Karim. Silmy akan melepas jabatan Dirut Krakatau Steel untuk menjadi Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.

"Hasil ini tentunya merupakan bagian dari kinerja yang diperoleh pasca restrukturisasi dan transformasi. Kami masih melakukan itu dan harapannya kinerja Krakatau Steel akan semakin baik," ujar Silmy dalam Public Expose Krakatau Steel di Jakarta, Jumat 30 Desember.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, pencapaian tersebut tak lepas dari pendapatan perseroan yang sebesar 1,8 miliar dolar AS atau meningkat 14,5 persen dari tahun lalu sebesar 1,6 miliar dolar AS.

"Perolehan pendapatan mengalami kenaikan karena terjadi kenaikan volume penjualan serta harga komposit hot rolled coil (HRC) dan cold rolling mill (CRM) ," kata Silmy menambahkan.

Adapun kontribusi kenaikan volume penjualan tercatat sebesar 6,9 persen dan kenaikan harga jual komposit sebesar 22,8 persen dari 741 dolar AS per ton menjadi 910 dolar AS per ton.

Perolehan pendapatan juga turut disumbangkan oleh kenaikan produksi dari 1,44 juta ton menjadi 1,5 juta ton dan penjualan naik dari semula 1,4 juta ton menjadi 1,49 juta ton.

Meski begitu, EBITDA Krakatau Steel turun menjadi 113,4 juta dolar AS dibandingkan periode September 2021 yang sebesar 116 juta dolar AS. Catatan ini sejalan dengan kontribusi EBITDA negatif dari dua anak usahanya yakni PT Meratus Jaya Iron & Steel (MJIS) dan PT Krakatau Engineering (KE) sebesar 4,2 juta dolar AS.

Sementara itu untuk ekuitas tercatat mengalami peningkatan dari 522 juta dolar AS di Desember 2021 menjadi 560 juta dolar AS di September 2022.