JAKARTA - Pulihnya aktivitas perekonomian domestik mendorong banyak perusahaan mencari pendanaan di pasar modal. Salah satunya melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Seperti disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi dalam konferensi pers akhir tahun, Kamis 29 Desember.
Inarno mengungkapkan, OJK telah mengeluarkan 224 surat pernyataan efektif atas pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum.
Rinciannya, 57 penawaran umum perdana saham, 44 penawaran umum terbatas, dan 123 penawaran umum efek bersifat utang dan atau sukuk.
"Total hasil penawaran umum tersebut Rp266,41 triliun," kata Inarno.
BACA JUGA:
Inarno menambahkan, dari 224 kegiatan emisi itu, OJK mencatat penambahan 63 emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sementara menurut keterangan BEI, hingga 28 Desember 2022, telah terdapat 59 perusahaan tercatat yang melakukan IPO dan mencatatkan sahamnya. Sehingga sebanyak 825 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di BEI.
Dari jumlah itu, total fund-raised IPO saham mencapai Rp33,06 triliun. "Pencapaian ini merupakan yang tertinggi sejak swastanisasi Bursa Efek pada tahun 1992," ungkap Direktur Utama BEI Iman Rachman.
Selain itu, pencapaian ini juga merupakan IPO terbanyak di Kawasan ASEAN selama 4 tahun berturut-turut sejak tahun 2019.