JAKARTA - Pengamat properti Anton Sitorus menilai industri properti masih berpeluang untuk tumbuh pada tahun depan seiring dengan pemulihan ekonomi domestik yang diprediksi masih terus berlanjut.
"Tahun depan kalau bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,5-5 persen, industri properti pasti akan tetap memiliki ruang pertumbuhan. Pertumbuhan terutama akan terjadi di segmen-segmen residensial dan logistik. pemulihan ekonomi yang sudah mulai terjadi pada tahun ini saya pikir juga masih akan terus berlanjut," ujar Anton dalam keterangan dikutip Antara, Rabu 28 Desember.
Sampai November 2022 Bank Indonesia turut mencatat kredit pemilikan rumah dan kredit pemilikan apartemen masih berada dalam tren positif dengan pertumbuhan 8 persen (yoy) dan secara kuartalan pada kuartal III 2022 pertumbuhan mencapai 3,27 persen, yang merupakan pertumbuhan paling tinggi sejak 2020.
Sementara melansir rumah.com Indonesia Property Market Report Q3-2022, permintaan terhadap apartemen tumbuh 12,4 persen (qtq), namun belum diiringi pertumbuhan pasokan yang tumbuh 3 persen (qtq). Sementara indeks harga justru terkontraksi 0,5 persen (qtq).
BACA JUGA:
Anton menjelaskan keseimbangan antara pasokan, harga, dan permintaan, saat ini memang menjadi tantangan para pengembang apartemen kini hingga tahun depan. Para pengembang yang dapat mengatasi tantangan tersebut, niscaya dapat mendorong mendapat respons positif dari pasar.
"Pengembang perlu terus berinovasi dan kreatif. Jabodetabek memiliki sekitar 30 juta penduduk, jika pengembang dapat menghasilkan pasokan apartemen dalam jumlah banyak di tengah permintaan yang tinggi dengan harga yang terjangkau, sudah pasti akan ramai," kata Anton.
Ia menambahkan preferensi masyarakat dalam memilih apartemen utamanya terkait lokasi. Aksesibilitas yang prima menuju pusat aktivitas seperti Jakarta, ditopang fasilitas yang lengkap dan harga yang terjangkau, akan menjadi nilai tambah, selain komitmen pembangunan serta ketepatan waktu serah terima.