Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah tengah mempersiapkan lelang ulang Blok East Natuna di Kepulauan Riau.

Diharapkan lelang blok yang sudah mandek lebih dari 45 tahun ini dapat dilakukan dalam waktu dekat, sehingga pemenangnya dapat diumumkan pada Juni 2023 mendatang.

“Kita persiapkan untuk lelang sebelum Juni, sehingga bulan Juni 2023 kita bisa umumkan pemenangnya,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dalam acara Energy Corner, Senin, 26 Desember.

Tutuka menjelaskan, nantinya Blok East Natuna ini nantinya akan dibagi 3 wilayah kerja, di mana mana D-Alpha merupakan blok migas yang paling besar.

Cadangan gas di East Natuna merupakan yang terbesar di Indonesia, jumlahnya mencapai 4 kali lipat Blok Masela.

Namun, kandungan CO2 yang lebih dari 70 persen, menjadikan blok ini tidak mudah dalam pengelolaannya.

“CO2-nya sangat tinggi, lebih dari 70 persen. Ini tidak mudah dalam mengelolanya dan untuk itu perlu kita tawarkan tersendiri yang D-Alpha ini ke dunia internasional dan diharapkan sampai ke perusahaan-perusahaan multinasional kelas besar yang mempunyai modal yang kuat, kompetensi tinggi dan berani mengambil risiko,” paparnya.

Blok East Natuna memiliki potensi yang luar biasa besar yakni mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF).

Namun demikian, kandungan CO2 pada blok tersebut mencapai lebih dari 70 persen sehingga yang bisa dieksploitasi kemungkinan hanya sekitar 46 TCF.

Asal tahu saja, pemerintah mengharapkan penerapan tekonlogi CCS & CCUS dapat menjadi jawaban atas treatment pada kandungan CO2 yang besar pada lapangan migas di Indonesia.

“Kan sudah ada teknologi carbon capture, gas Natuna ini kan 70 persen CO2 bisa enggak itu nanti kita tawarkan sehingga gasnya bisa diinjeksi," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif pada November 2022 di Jakarta.