Meski Pasokan Energi Primer Cukup, Sekjen ESDM Akui Ada Penurunan Beban Puncak Kelistrikan di Bulan Desember
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah memantau langsung kesigapan kondisi kelistrikan di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) pada perayaan Natal 2022 dan menjelang Tahun Baru 2023.

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, beban puncak kelistrikan khususnya Jamali pada libur Nataru mengalami penurunan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Hal tersebut disebabkan banyaknya industri, pertokoan yang mengurangi aktivitasnya, sehingga daya listrik tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan perayaaan Natal dan Tahun Baru.

"Meskipun dilaporkan di setiap sesi Nataru pemakaian listrik itu justru turun. Turunnya kurang lebih 12 persen dan itu siklus yang biasa. Namun kita tetap tidak boleh lengah, harus waspada," kata Rida kepada media yang dikutip Senin 26 Desember.

Menurut Rida, keandalan pasokan energi primer untuk operasional pembangkit menjadi salah satu kunci keamanan ketersediaan listrik saat ini. Terlebih PLTU Suralaya yang memiliki peran signifikan untuk sistem kelistrikan Jawali.

"Alhamdulillah, tadi laporan PLN dari sisi ketersediaan batubara itu sudah di atas 30 hari operasi (HOP). Kalau menurut kami di Kementerian ESDM, itu sudah lebih dari cukup apalagi untuk Pembangkit Suralaya lumayan besar dan signifikan," ungkap Rida.

Pada Nataru kali ini, PT PLN (Persero) menyiagakan 3.000 posko dan 78.000 personel dalam rangka menjaga keandalan listrik pada saat Nataru. Perseroan juga telah menetapkan periode siaga Nataru sejak 19 Desember 2022 hingga 4 Januari 2023.

"Saya senang sekali, kita lihat di tingkat nasional sudah dibentuk posko-posko baik itu dari sisi pembangkitan sampai pelayanan dan itu tersebar di seluruh Indonesia. Puluhan ribu tenaga kerja dikerahkan dan sedang beroperasi dari tanggal 19 Desember sampai 4 Januari. Itu semua kita siapkan dalam rangka untuk menjamin pasokan energi yang cukup untuk kegiatan Nataru," ujar Rida.

Sekjen Rida mengapresiasi upaya yang telah dilakukan PT PLN (Persero) dalam menjaga pasokan listrik untuk Nataru kali ini. Rida juga berterima kasih dan memberikan semangat untuk pekerja yang bertugas selama Nataru.

"Saya atas nama kementerian ESDM mengucapkan terima kasih dan apresiasi ke PLN dan titip terus waspada dan lebih penting lagi jaga kesehatan, tetap semangat melayani negeri ini jangan pernah lelah," pungkas Rida.

Sebagai informasi, pada 22 Desember 2022, Daya Mampu Pasok (DMP) Sistem Jawa Bali sebesar 32.038 MW dengan beban 27.444 MW sehingga cadangan sebesar 4.594 MW atau 16,74 persen.

Sementara, Beban puncak (BP) sistem Jamali pada saat Nataru tahun-tahun sebelumnya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hari kerja. Penurunan BP Natal terhadap BP Sistem sebesar 5.440 MW, sedangkan penurunan BP Tahun Baru sebesar 7.242 MW. Penurunan Beban Rendah Natal terhadap Beban Rendah Sistem sebesar 2.567 MW, sedangkan penurunan Beban Rendah Tahun Baru sebesar 4.710 MW.

Saat ini, Sistem Interkoneksi Jawa-Bali meliputi tujuh Provinsi yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali. Pembangkit di Sistem Interkoneksi Jawa Bali sebagian besar berada pada grid 500 kV dan 150 kV dengan total panjang transmisi sebesar 25.986 kms dengan kapasitas gardu induk sebesar 108.871 MVA.

Kapasitas terpasang di sistem Jawa-Bali hingga Oktober 2022 sebesar 45.994 MW dengan komposisi pembangkit PLN sebesar 42.586 MW dan Non-PLN sebesar 3.408 MW.