Mantan Menkeu Chatib Basri Lontarkan Indikasi Pembiaran Resesi di Amerika Serikat, Begini Penjelasannya!
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (Wikimedia Commons/The White House)

Bagikan:

JAKARTA – Kondisi ekonomi di Amerika Serikat (AS) masih dihantui oleh inflasi yang cukup tinggi. Catatan terakhir pada November 2022 menunjukan bahwa negara adidaya itu mengalami inflasi 7,1 persen year on year (yoy).

Kondisi tersebut mau tidak mau membuat bank sentral AS, The Federal Reserve, bersikap hawkish dengan agresif menaikan suku bunga menjadi 3,75 persen hingga 4 persen. Situasi ini tentu saja memperberat proses pemulihan ekonomi di Amerika Serikat pasca pandemi COVID-19.

Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2013-2014 Chatib Basri mengungkapkan, ada indikasi pembiaran resesi yang dilakukan oleh pemerintah AS. Hal tersebut dia dapatkan ketika berdiskusi dengan mantan Menkeu Amerika beberapa waktu lalu.

Menurut Chatib, skenario yang dijalankan oleh Presiden Joe Biden Cs dimaksudkan untuk mengatasi anomali yang terjadi pada pasar tenaga kerja.

“Apa yang terjadi di Amerika adalah jumlah lowongan pekerjaan lebih besar dibandingkan dengan yang menganggur karena mereka (masyarakat AS) lebih memilih bekerja dari rumah (setelah pandemi). Padahal, pasar tenaga kerja meminta mereka untuk kembali bekerja seperti biasa,” ujarnya dalam seminar Outlook Perekonomian Indonesia 2023 pada Rabu, 21 Desember.

Chatib menjelaskan, situasi ini yang kemudian menyebabkan tingkat pengangguran di AS jauh rendah tetapi jumlah lowongan pekerjaan masih cukup besar. Alhasil, tingkat upah yang ada di negara itu menjadi melonjak.

Keadaan itu pula yang mendorong inflasi terkerek cukup cepat karena masyarakat yang bekerja memiliki kemampuan daya beli yang kuat (demand menjadi tinggi).

“Untuk mengatasi itu solusinya hanya satu. Amerika harus resesi supaya tingkat pengangguran naik (agar bisa mengatasi gap tenaga kerja dan menurunkan tingkat upah yang berarti inflasi juga menurun). Recession is needed to contain inflation, jadi itu by designed,” tegas dia.

Dalam catatan Chatib, tingkat pengangguran di AS kini berada di angka 3,7 persen. Guna memuluskan skenario yang dimaksud, maka tingkat pengangguran mesti bertengger di level 6 persen atau bahkan 10 persen per tahun.

“Bagaimana caranya, The Fed (The Federal Reserve) harus semakin agresif menaikan suku bunga,” kata Chatib Basri.