Bagikan:

JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk atau Antam berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif dalam sembilan bulan tahun ini. Emiten berkode saham ANTM ini membukukan laba bersih Rp2,63 triliun.

Laba bersih tersebut tumbuh 54 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari sama tahun sebelumnya Rp1,71 triliun.

Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan. Antam mencatatkan nilai penjualan sebesar Rp33,68 triliun atau tumbuh 27 persen jika dibandingkan penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp26,48 triliun.

Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan dengan proporsi 70 persen terhadap total penjualan Antam dengan nilai penjualan sebesar Rp23,53 triliun.

Kata dia, tercatat pada periode tersebut volume penjualan logam emas mencapai 25,93 ton, tumbuh 31 persen jika dibandingkan capaian penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 19,87 ton.

Segmen logam mulia dan pemurnian ini berhasil membukukan laba bersih Rp1,75 triliun atau tumbuh 45 yoy dari periode sembilan bulan 2021 Rp1,2 triliun.

"Pada sembilan bulan tahun ini, penjualan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua penjualan Antam dengan kontribusi sebesar Rp4,91 triliun atau 15 persen dari total penjualan konsolidasian Antam," katanya dalam keterangan resmi, Jumat, 16 Desember.

Sementara, kata Syarif, penjualan segmen Nikel pada periode sembilan bulan 2022 mencapai Rp8,48 triliun, tumbuh 12 persen secara tahunan dari penjualan tahun sebelumnya sebesar Rp7,6 triliun. Tercatat laba bersih segmen nikel periode ini mencapai Rp2,93 triliun.

"Kontribusi penjualan segmen Bauksit dan Alumina mencapai Rp1,44 triliun, tumbuh 50 persen yoy dari periode sebelumnya sebesar Rp959,24 miliar," katanya.

Pada akhir periode sembilan bulan 2022, Antam secara konsisten menjaga soliditas struktur keuangan. Kata Syarif, hal ini tercermin dari tingkat kas dan setara kas sebesar Rp4,62 triliun.

"Tercatat sepanjang periode ini, Perusahaan mampu menurunkan tingkat pinjaman berbunga (interest-bearing debt) yang terdiri dari pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman investasi sebesar total Rp1,65 triliun," katanya.

Tingkat pinjaman ber-bunga Antam pada akhir periode 9M22 mencapai Rp4,22 triliun, atau turun 28 persen dari posisi pinjaman pada 31 Desember 2021 sebesar Rp5,87 triliun.