Bagikan:

JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyebut China akan menjadi negara yang bisa memberikan sumbangan wisatawan terbanyak bagi pertumbuhan wisata Indonesia di tengah resesi global 2023.

Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad mengatakan, China menjadi salah satu negara yang tidak mengalami resesi dan hanya mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"China itu tidak mengalami resesi, dia melambat (pertumbuhan ekonomi) dari 3,6 ke 4 persen, biasanya (China) tumbuh 6-7 persen, bahkan lebih, dan wisatawannya ke (Indonesia) juga cukup banyak," kata Tauhid dalam Webinar 'New Paradigm of Indonesia Tourism Industry Trend 2023' bersama Tiket.com secara daring, Selasa, 13 Desember.

Akan tetapi, kata Tauhid, kunjungan wisatawan China ke Indonesia akan terus meningkat apabila kebijakan lockdown yang saat ini tengah diterapkan, nantinya dicabut pada tahun depan.

"Jadi kalau misalnya lockdownnya masih terjadi di 2023, maka kunjungan wisatawannya ke (Indonesia) kecil, tetapi kalau ternyata lockdown mulai dicabut, itu pasti akan banyak sekali," ungkapnya.

Lebih lanjut, kata Tauhid, Indonesia pun memiliki sejumlah alternatif lain guna manarik para wisatawan di tengah resesi global mendatang, salah satunya fokus terhadap wisatawan domestik.

"Saya kira jalan keluarnya tadi, yang pertama bagaimana memperkuat wisatawan domestik, yang kedua ASEAN atau Asia, lalu Amerika," ujarnya.

Lebih dari itu, ia juga mengatakan bahwa event-event internasional pun bisa memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan jumlah wisatawan asing ke Indonesia, apabila penyelenggaraannya dilakukan di Indonesia.

"Event-event internasional yang kemudian bisa dibawa ke Indonesia, itu akan sangat baik. Misalnya, pertemuan internasional yang biasanya dilakukan di Malaysia, Singapura, sebisa mungkin dipindahkan ke Bali atau manapun yang saya kira ini akan menjadi penggerak motor wisatawan internasional kembali ke (Indonesia) lagi," pungkasnya.