JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bakal mendorong Solo sebagai destinasi unggulan meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE). Langkah ini sekaligus untuk mendukung pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di kota tersebut.
"Kita melakukan dialog untuk meningkatkan MICE dan juga pengembangan batik di Kampung Laweyan agar bisa meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya target capaian penciptaan lapangan kerja 1,1 juta di tahun ini dan 4,4 juta di tahun 2024," katanya dalam keterangan resmi, Minggu, 11 Desember.
Kata Sandiaga, Kota Solo sebagai salah satu destinasi unggulan MICE tanah air memiliki potensi yang tinggi. Apalagi, Solo juga telah membuktikan diri berhasil menjadi tuan rumah penyelenggaraan berbagai event mulai dari tingkat nasional hingga internasional.
Misalnya, lanjut Sandiaga, seperti Muktamar ke-48 Muhammadiyah, Haul Solo 2022, International Wellness Tourism Conference and Festival 2022, dan ASEAN Paragames Solo 2022 beberapa waktu lalu.
"Ke depan kita bisa rancang bersama berbagai penyelenggaraan kegiatan internasional. Kita akan melakukan revitalisasi terutama dalam penyelenggaraan MICE, penyelenggaraan kegiatan yang lebih ditingkatkan untuk menjadikan Solo sebagai destinasi event internasional," ujarnya.
Karena itu, Sandiaga mengajak Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Kota Solo untuk berkolaborasi bersama pemerintah dalam mengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Kita bisa membuat konferensi internasional tentang batik dan ini pasti peminatnya luar biasa. KADIN juga ada keinginan untuk mengusulkan pembukaan penerbangan internasional langsung paling tidak dari beberapa kota besar di Asia Tenggara, baik ke Semarang ataupun Surakarta," ucapnya.
Terkait batik, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan industri batik memiliki potensi dan kontribusi yang besar terhadap perekonomian negara ini. Hal ini karena industri batik mampu menyerap 200.000 tenaga kerja pada 47 ribu unit usaha batik di 101 sentra di seluruh Indonesia.
Apalagi, kata Sandiaga, batik Indonesia juga sangat diminati oleh pasar mancanegara, dimana nilai ekspor batik pada tahun 2021 mencapai 46,24 juta dolar AS.
"Untuk mengembangan industri batik nasional, Kemenparekraf bersama stakeholder terkait sedang menyiapkan standar kompetensi kreasi batik. Tujuan dari disusunnya standar kompetensi ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM pengusaha batik, serta meningkatkan sinergi antara stakeholder dalam pengembangan batik," kata Sandiaga.
Karena itu, Sandiaga kembali mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi, terutama KADIN agar dapat mendukung pengembangan batik. "Termasuk ikut mendukung dalam memberikan pelatihan, pendampingan, juga akses pembiayaan," tuturnya.