JAKARTA - Studi terbaru yang dilakukan oleh pusat penelitian ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menemukan Gojek menjadi aplikasi (app) yang paling banyak digunakan untuk layanan transportasi dan logistik di kalangan masyarakat Indonesia.
Kajian bertema "Industry Trends in Consumer Perceptions of Online Transportation and Logistics Services" ini juga menemukan bahwa kedua layanan tersebut tetap tangguh meski di tengah gejolak ekonomi.
Indef lebih lanjut menemukan bahwa di antara pengguna yang memiliki lebih dari satu aplikasi transportasi dan logistik online di smartphone mereka, Gojek adalah merek dengan tingkat kepuasan konsumen tertinggi.
Studi yang mensurvei pengguna berbagai aplikasi menemukan bahwa 82 persen konsumen transportasi online menggunakan Gojek, diikuti oleh Grab dengan 53 persen. Merek lain seperti Maxim dan InDriver tertinggal jauh dalam hal penggunaan dengan masing-masing 19,6 persen dan 4,9 persen.
Tren serupa juga terjadi di logistik online, di mana mayoritas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan penjual kebanyakan menggunakan Gojek (melalui layanan logistiknya GoSend) dengan porsi 64 persen, diikuti oleh Grab (42 persen), ShopeeXpress (28 persen), Lalamove (18,7 persen), AnterAja (10,9 persen), NinjaXpress (7,8 persen), dan Deliveree (5,4 persen).
Direktur Riset Indef Esther Sri Astuti Soeryaningrum mengatakan, survei menemukan industri transportasi dan logistik online cukup tangguh, bahkan di tengah ketidakpastian ekonomi dan ketika pembatasan mobilitas mencapai puncaknya selama pandemi. Indef melihat lebih dalam kedua sektor tersebut mengingat keduanya telah mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
"Hasil survei menunjukkan permintaan layanan transportasi online cenderung stabil bahkan meningkat setelah pelonggaran pembatasan mobilitas seperti saat ini, dengan rata-rata konsumen menggunakan layanan tersebut 4-12 kali per minggu," jelas Esther, dalam keterangan tertulisnya, Rabu 7 Desember.
Saat ini, transportasi online telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi konsumen yang menggunakannya untuk meningkatkan produktivitas dan membuat perjalanan lebih efisien dari segi waktu dan biaya.
Perubahan pola konsumsi dari offline ke online yang dikombinasikan dengan peningkatan mobilitas diprediksi akan meningkatkan permintaan transportasi dan logistik online di masa mendatang.
"Bahkan, lebih dari separuh konsumen yang disurvei menyatakan akan tetap menggunakan jasa transportasi online meski tanpa promosi, dan 60 persen menyatakan akan meningkatkan penggunaan transportasi online karena mobilitas mulai pulih pascapandemi," ujar Esther.
Survei tersebut juga menemukan bahwa preferensi konsumen terhadap kedua layanan tersebut telah berubah.
"Sekarang aspek seperti keamanan dan efisiensi waktu menjadi pertimbangan utama konsumen. Situasi ini sudah bergeser dari sebelumnya, di mana keterjangkauan harga menjadi faktor pembelian utama," kata Esther.
Pengguna transportasi online mengatakan bahwa keamanan layanan adalah prioritas terpenting dibandingkan keterjangkauan. Atribut lain yang mendapat peringkat tinggi meliputi kualitas layanan (kenyamanan berkendara dan kemudahan penggunaan) dan peningkatan produktivitas.
BACA JUGA:
Sedangkan untuk layanan logistik online, penjual online mengutamakan kualitas pelayanan terutama kecepatan pengiriman barang. Mereka juga menghargai kualitas layanan (kemudahan penggunaan aplikasi dan layanan yang efisien) dan keamanan (pengiriman yang aman, asuransi, dan pengiriman barang yang higienis).
Berdasarkan atribut di atas, Gojek adalah satu-satunya platform yang berhasil mencapai tingkat kepuasan pengguna yang lebih tinggi daripada pemain lain serta rata-rata industri transportasi online dan logistik.
Riset ini dilakukan antara Agustus-September 2022 melalui survei terhadap pengguna transportasi online dan penjual online sebagai pengguna logistik online. Untuk pengguna transportasi online, terdapat 2.310 responden yang disurvei di 5 kota besar di Indonesia, yaitu Jabodetabek (Jabodetabek), Bandung, Palembang, Bali, Yogyakarta, dan Palembang.
Sedangkan untuk bagian online logistik survei, responden terdiri dari 1.155 penjual yang sebagian besar menggunakan media sosial untuk bisnis mereka di Jabodetabek, Bandung dan Surabaya.