Terus Pantau Dampak Erupsi Gunung Semeru di Beberapa Bandara, Kemenhub Andalkan Teknologi Informasi I-WISH
Bandara Banyuwangi jadi salah satu bandara yang dapat perhatian terkait dampak erupsi Gunung Semeru. (Foto: Dok. Kemenhub)

Bagikan:

JAKARTA - Meski operasional penerbangan di beberapa bandara beroperasi normal sejak erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu, 4 Desember lalu, Kementerian Perhubungan terus melakukan koordinasi dan monitoring secara intensif terkait perkembangan informasi terkini. Tujuannya, memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan di bandara terdekat.

Salah satu upaya yang dilakukan Kemenhub adalah membangun sistem teknologi informasi berbasis web dalam penyediaan informasi aeronautika terpadu melalui Integrated Webbased aeronautical Information System Handling (I-WISH) yang dituangkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 153 Tahun 2019.

"Kemarin, kami langsung berkoordinasi dengan Bandara Abdulrachman Saleh, Bandara Banyuwangi, dan Bandara Juanda setelah kabar erupsi Gunung Semeru. Dari informasi yang diterima, penerbangan masih berjalan normal," ujar Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Nur Isnin Istiartono dalam keterangannya di Jakarta, Selasa 6 Desember.

Dalam sistem I-WISH ini, kata Nur Isnin, Kemenhub melibatkan beberapa stakeholders seperti AirNav Indonesia, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kantor Otoritas Bandar Udara, Badan Usaha Angkutan Udara/Airlines, Badan Usaha Bandar Udara dan Penyelenggara Bandar Udara.

Dengan begitu, setiap pihak dapat menyampaikan semua informasi dalam hal penanganan abu vulkanik atau yang lebih dikenal dengan Collaborative Decision Making (CDM)," ungkap Isnin.

Di sisi lain, melalui informasi Ash Notice to Airme (Ashtam) yang diterbitkan oleh AirNav Indonesia pada 4 Desember 2022 pukul 06.40 WIB, diinformasikan sebaran abu vulkanik Gunung Semeru mengarah ke arah barat daya dengan kecepatan 20 knot.

Oleh karena itu, beberapa bandara di atas perlu dilakukan pemantauan secara intensif.

"Khusus Bandara Abdulrachman Saleh Malang memang terdampak abu vulkanik, namun tidak sampai membuat bandara tersebut ditutup, operasional penerbangan tetap berjalan normal. Kami akan terus melakukan monitoring secara intensif dan menyiapkan langkah mitigasi sesuai aturan," jelas Nur Isnin.

Kemudian, Nur Isnin menghimbau Kantor Otoritas Bandara Udara Wilayah III Surabaya dan stakeholders terkait untuk tetap siaga dan memantau perkembangan informasi terkini setelah erupsi Gunung Semeru guna memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan.

"Khusus Bandara Abdulrachman Saleh Malang memang terdampak abu vulkanik, namun tidak sampai membuat bandara tersebut ditutup. Kami akan terus melakukan monitoring secara intensif dan menyiapkan langkah mitigasi sesuai aturan," tandasnya.