Rencana Rupiah Digital, Bank Akan Punya Dua Rekening: Rekening Uang Biasa dan Rekening Uang Digital
Gubernur BI Perry Warjiyo (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) terus mematangkan konsep pengaplikasian rupiah digital sebagai bagian dari transaksi keuangan yang sah.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pihaknya telah merancang sebuah skema khusus berkonsep wholesaler dan retailer. Dia menjelaskan Bank Indonesia telah membangun sebuah sistem besar yang berisi coding rupiah digital dan bersifat rahasia.

“Ini yang kemudian akan kita sambungkan dengan para pemain jasa keuangan, baik itu lembaga perbankan maupun lembaga jasa keuangan nonbank. Mereka ini yang kita sebut sebagai wholesaler atau distributor. Saat ini kita masih memilih siapa-siapa mereka yang akan menjadi wholesaler,” ujarnya dalam Talkshow Rangkaian Birama (BI Bersama Masyarakat): Meniti Jalan Menuju Rupiah Digital, Senin, 5 Desember.

Perry menambahkan, nantinya para bank terpilih itu akan terhubung ke dalam blockchain BI yang memungkinkan terjadinya transaksi dari simpanan uang biasa menjadi uang rupiah digital.

“Nanti mereka (bank terpilih) juga bisa bertransaksi antarbank karena masing-masing sudah terhubung dengan integrated distributed ledger technic atau blockchain. Jadi bank kalau ingin memindahkan rekening atau setor rekening (simpanan) ke BI tidak perlu isi aplikasi lalu BI mengirimkan settlement, itu tidak. Jadi semuanya langsung dan bersifat instan,” tuturnya.

Kemudian, Bank Indonesia juga akan menunjuk wholesaler ini untuk menjadi retailer kepada masyarakat sesuai dengan kemampuan teknologi yang dimiliki masing-masing bank.

“Nah, bank-bank ini atau lembaga jasa keuangan nonbank ini kemudian sudah bisa membuka dua rekening, yaitu rekening biasa (uang konvensional) dengan rekening digital. Ini semua kami sebut sebagai two tier, yaitu wholesaler rupiah digital dan retailer rupiah digital,” terang Perry.

“Tapi apabila teknologinya para bank dirasa belum bisa menjadi retailer, maka BI sendiri yang akan menjadi retailer-nya. Ini seperti konsep Bank Indonesia menyalurkan uang langsung ke daerah 3T, yaitu tterdepan, terpencil dan tertinggal,” sambung dia.

Sebagai informasi, BI sendiri hingga saat ini masih terus melakukan seleksi terhadap sejumlah bank besar di Indonesia untuk ditunjuk sebagai wholesaler maupun retailer rupiah digital.

Adapun, salah satu bank nasional besar yang memiliki latar transaction banking digital terkuat di Indonesia adalah BCA. Beberapa waktu lalu VOI sempat bertanya kepada Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja terkait dengan peluang perseroan menjadi dealer/pemasar rupiah digital.

Menurut dia, BCA siap menjadi bagian penting dari sejarah keuangan nasional dengan turut ambil bagian pada peluncuran pertama. Diungkapkan jika hal ini sekaligus kontribusi BCA dalam pembangunan ekonomi negeri.

“Semoga kita bisa masuk untuk menjadi wholesaler rupiah digital dari Bank Indonesia. Tentu kita akan berusaha memenuhi kriterianya dan yang mungkin akan segera diumumkan” kata Jahja.

Dia pun memastikan bahwa perseroan akan mengoptimalkan seluruh saluran yang dimiliki guna mensukseskan agenda strategis Bank Indonesia dan pemerintah ini.

“Ke depan kita pasti akan dorong sosialisasi serta membantu bagaimana pengembangan selanjutnya,” tegas petinggi bank yang dimiliki oleh konglomerat Hartono Bersaudara itu menjelaskan.