Mencermati Peluang Investasi <i>Startup</i> 2023, Apakah Masih Menjanjikan?
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara/Lifepal)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Peluang investasi startup 2023 menarik untuk dicermati, mengingat banyak perusahaan rintisan yang mulai goyah akibat situasi perekonomian dunia dan geopolitik yang tidak menentu. Hal ini terlihat dari banyaknya perusahaan rintisan atau startup yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan besar-besaran.

Kabar terbaru, ada GoTo yang memangkas 1.300 karyawan. Selain GoTo, startup lain yang melakukan perampingan adalah Ruangguru, Grab, serta Sirclo.

Lantas, apakah investasi di perusahaan rintisan masih menjanjikan di tahun 2023? Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat disimak pada ulasan berikut ini.  

Mencermati Peluang Investasi Startup 2023

Managing Partnet dari East Ventures, Roderick Purwana menilai investasi startup masih cukup menjanjikan, kendati banyak perusahaan rintisan yang terkena dampak perang Rusia-Ukraina.

Roderick memprediksi iklim ekonomi digital Indonesia bakal cerah di masa mendatang.

"Kami dari sisi East Ventures melihat masih banyak investasi menarik yang bisa digarap dari investasi ke startup. Memang ada tantangan luar dalam, terutama geopolitical situation seperti Russia-Ukraina. Tapi kita lihat ini (tahun depan), ekonomi digital masih sangat positif," ujar Roderick dalam sebuah video berujudul CEO Live Series #1 : Peluang Akselerasi Ekonomi Digital dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang tayang di Kanal YouTube Harian Kompas, dikutip VOI, Rabu, 23 November 2022.

Senada dengan Roderick, Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi menyampaikan, nilai ekonomi digital Indonesia masih memiliki peluang yang besar, dan diprediksi bakal mengalahkan China. Pasalnya, perkembangan digitalisasi di Indonesia berkembang dengan sangat pesat.

"Saya melihat bahwa kalau semua kota-kota kecil sudah maju maka orang tidak perlu urbanisasi ke kota karena di kota mereka sudah oke banget (digitalisasinya). Hasilnya kita menjadi negara yang sangat maju dan kita bisa lebih bagus dari China," ucap Neneng.

Jangan Terjebak Valuasi Besar Startup

Ilustrasi startup
Ilustrasi startup (Pixabay)

Terpisah, analis investasi sekaligus Managing Partner Frans & Setiawan Law Office, Hendra Setiawan Boen meminta para investor untuk tidak terjebak dengan valuasi besar perusahaan rintisan.

Hendra menuturkan, fenomena jatuhnya beberapa startup besar memperlihatkan ada perusahaan rintisan bervaluasi miliaran dolar AS namun hanya di atas kertas.

"Tidak mencerminkan nilai perusahaan startup yang sesungguhnya," kata Hendra, menyadur Antara.

Sebagaimana diketahui pada 2022 ini dunia dihebohkan dengan jatuhnya beberapa startup bervaluasi miliaran dolar yang berkategori unicorn atau decacorn seperti Theranos, FTX, dan Terra Luna.

Hendra mengatakan dari awal dirinya tidak setuju dengan sebutan unicorn, decacorn atau hectocorn. Menurut dia, status ini dapat menimbulkan asumsi di benak calon investor, seolah-olah startup yang sudah menyandang gelar tersebut sudah pasti perusahaan besar yang sehat dari segi finansial.

"Padahal valuasi miliaran dolar dihitung dari berapa komitmen investasi dari investor yang tidak jarang berupa utang dan wajib dibayarkan kembali berikut bunga,” ujar Hendra.

Dia menambahkan, di Indonesia terdapat puluhan startup berkategori unicorn dan bahkan decacorn, tapi sampai sekarang masih merugi menahun.

"Memang sebagian dari kerugian tersebut akibat inefisiensi para startup dalam mengelola keuangan dan dana investasi, misalnya memberi gaji besar dan fasilitas mewah kepada para pekerja dengan tujuan branding atau jor-joran dalam membakar uang,” jelasnya.

Hendra mengungkapkan startup berkategori unicorn atau decacorn seperti Theranos, FTX, dan Terra Luna, belakangan diketahui mengalami kegagalan, namun tiga startup tersebut bukan mengalami kegagalan usaha atau kinerja bisnis.

"Tapi karena adanya penipuan dan penggelapan dengan pelaku tidak lain para pendiri, serta tata kelola manajemen startup yang buruk," imbuhnya.

Pendiri Theranos, Elizabeth Holmes misalnya baru-baru ini dijatuhi hukuman lebih dari 11 tahun penjara karena terbukti menipu investor melalui startup alat tes kesehatan yang ternyata palsu. Do Kwon, pendiri Terra Luna, saat ini menjadi buronan Interpol dan kejaksaan Amerika Serikat juga sedang menyelidiki Sam Bank-Fried sebagai pendiri FTX, katanya.

Demikian informasi seputar peluang investasi startup 2023. Semoga bermanfaat!