Bagikan:

JAKARTA - PT RMK Energy Tbk (RMKE) mengumumkan akan membangun dua hauling road utama.

Direktur Keuangan RMKE, Vincent Saputra mengatakan, pembangunan jalan ini akan mempermudah pengangkutan batu bara dari tambang-tambang di Lahat dan Muara Enim.

"Satu jalan ke arah tambang potensial di Lahat dan satu jalan lagi ke Muara Enim. Potensi batu bara yang besar bisa keluar dengan dibangunnya jalan ini," ujarnya di Jakarta, Selasa, 22 November.

Ia merinci, jalan pertama yang dibangun akan terbentang sepanjang 32 kilometer (km) menuju Muara Enim dan diproyeksikan akan mulai beroperasi pada kuartal pertama tahun 2023.

Sementara untuk jalan kedua akan dibangun sepanjang 40 hingga 50 km menuju Lahat.

Vincent mengungkapkan, untuk pembangunan dua jalan ini RMKE telah menyiapkan capex sebesar Rp350 miliar yang diperoleh dari laba tahun sebelumnya.

“Dan di 2023 capex kita adalah Rp350 miliar. Sampai bulan Septembr 2022 ini net profit kita sudah di angka 290 miliar, yang mana target tahun ini adalah Rp 370 miliar,” tambah Vincent

Adapun cadangan potensial batu bara di kedua wilayah tersebut mencapai 80 hingga 100 ton dari kebutuhan pertahun RMKE yang hanya sebesar 7 hingga 8 ton.

"Muara Enim sendiri terdapat 5 sampai 6 tambang dengan cadangan seperti itu. Sedangkan yang kita perlukan adalah 7-8 juta ton setahun. Jadi cadangannya ada dan cukup unuk jangka panjang," lanjut Vincent.

Pembangunan jalan tersebut bukanlah tanpa alasan. Direktur Utama RMKE, Tony Saputra mengatakan jika saat ini jalan yang digunakan untuk mengangkut batu bara adalah jalan milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang oleh Gubernur juga diberikan batas besaran ukuran truk pengangkut yang boleh melintas.

"Dibatasi ukuran truk yang kecil dan batas waktu dari jam 6 sore sampai subuh sudah harus berhenti," imbuh Tony.

Asal tahu saja, tahun ini RMKE menargetkan angkutan batu bara sebesar 7,82 juta ton dan telah tercapai 69,80 persen.

Untuk segmen penjualan batu bara manajemen menargetkan volume sebesar 2,26 juta ton di mana 50 persen target tersebut berasal dari tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim.

Hingga September 2022, volume penjualan batu bara telah mencapai 1,62 juta ton atau telah mencapai 71,78 persen target tahun ini.

Tak hanya itu, pada tahun ini perusahaan menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp2,5 triliun dan laba usaha sebesar Rp375,40 miliar.

"Hingga September 2022 telah tercapai masing-masing sebesar 76,92 persen dan 78,95 persen," pungkasnya.