Bagikan:

JAKARTA - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mencatatkan total kredit yang disalurkan dalam sembilan bulan tahun ini sebesar Rp194,7 triliun. Penyaluran kredit ini dikontribusikan oleh pertumbuhan pada corporate banking yang meningkat sebesar 12,8 persen dan consumer banking yang meningkat sebesar 14,7 persen.

Pada segmen consumer banking pertumbuhan terutama berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR) yang naik sebesar 8,6 persen year on year (yoy), sementara kredit pemilikan mobil (KPM) meningkat sebesar 52,4 persen, termasuk kontribusi dari anak perusahaan, PT CIMB Niaga Auto Finance.

Hal ini turut menopang perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp5 triliun atau naik sebesar 22,5 persen yoy.

Peningkatan pendapatan tersebut seiring dengan pertumbuhan bisnis yang baik, biaya yang terkendali, dan tren kualitas underlying asset yang lebih baik. Hasil ini mendorong CIMB Niaga untuk terus memberikan nilai tambah kepada para shareholders.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, CIMB Niaga akan senantiasa menjaga hasil kinerja yang positif hingga akhir tahun 2022 terutama pada pertumbuhan di segmen-segmen utama bank yaitu pada KPM, KPR, emerging business banking (EBB)/usaha kecil menengah (UKM), dan korporasi.

“Dengan posisi permodalan dan likuiditas bank yang kuat serta implementasi strategi bisnis yang secara konsisten kami jalankan, kami yakin akan dapat mencapai target finansial yang kami telah tetapkan di tahun 2022,” kata Lani kepada media, Jumat 18 November.

Lani menjelaskan, per 30 September 2022, CIMB Niaga semakin memperkuat posisi sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia dari sisi aset dengan total aset mencapai Rp307 triliun. Capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) CIMB Niaga masing-masing sebesar 21 persen dan 86,9 persen. Adapun return on equity (ROE) sebesar 12,9 yang menunjukkan kemampuan CIMB Niaga untuk mencetak laba semakin kuat.

Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perseroan mencapai Rp221,9 triliun dengan rasio CASA meningkat menjadi 67,7 persen.