Wujudkan Konsep Pariwisata Ramah Lingkungan, Kemenparekraf Ajak Jejakin Rekam Carbon Footprint Usai KTT G20 Bali
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) berkolaborasi dengan Jejakin.com untuk merekam carbon footprint offset yang ditinggalkan usai penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022.

Hal ini sebagai upaya mewujudkan konsep pariwisata berkelanjutan yang ramah lingkungan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan penghitungan carbon footprint ini bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan.

"Kami menugaskan Jejakin untuk menghitung berapa emisi karbon dari G20 ini dan kira-kira apakah G20 ini telah berhasil meng-offset dari segi emisi karbon," kata Sandiaga dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 17 November.

Ia menuturkan nantinya hasil penghitungan tersebut akan diumumkan dalam Asean Travel forum 2023 pada Februari mendatang.

"Jadi, ini adalah gold standard dari event berkelas dunia, yang mana sustainable tourism ini mengharuskan kami untuk memiliki konsep green MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition)," ujar dia.

Kemudian, Sandiaga mengatakan pengembangan pariwisata berkelanjutan merupakan hal yang sangat penting untuk membangkitkan sektor parekraf dan membuka lapangan kerja di Indonesia.

"Kami sangat optimistis dan melihat ada sekitar tiga juta lapangan kerja yang bisa diciptakan melalui pariwisata berkelanjutan. Sebab, ini melingkupi sektor pertanian, industri perhotelan, serta restoran dan kafe yang bisa onboard," paparnya.

Selain itu, Kemenparekraf dan Jejakin juga bersepakat mengadakan Indonesia International Ecotourism Summit pada pertengahan 2023 di Bali nantinya.

"Kami harapkan ini juga akan meningkatkan kebangkitan ekonomi di Bali setelah G20," ujad Sandiaga.

Sementara itu, Founder dan CEO Jejakin, Arfan Arlanda, menyatakan pihaknya siap melaksanakan berbagai kolaborasi yang telah disepakati dengan Kemenparekraf.

"Kami provide teknologinya untuk menghitung berapa emisi (karbon) semua kegiatan wisata di Indonesia. Kemudian, kami juga support untuk mengajak (wisatawan) berkontribusi dalam kegiatan hijau, seperti menanam pohon di semua daerah destinasi wisata," imbuhnya.