Krisis Pupuk jadi Primadona di Pembukaan KTT G20, Presiden Jokowi dan Dewan Eropa Kompak Menyoroti
Presiden Dewan Eropa Charles Michel di KTT G20 Bali. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

BALI – Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan bahwa tantangan perekonomian saat ini lebih kompleks dibandingkan sebelumnya. Menurut dia, penyebab berbagai gejolak yang terjadi tidak hanya berasal dari sumber.

Begitu pula dengan ekses yang ditimbulkan yang menjalar ke bermacam sektor. Salah satu yang kini menjadi sorotan Dewan Eropa adalah soal ketersedian pupuk.

Charles mengungkapkan jika wilayah Benua Biru cukup sensitif terhadap isu ini. Pasalnya, ketersediaan pupuk yang cukup berarti menjadi satu jaminan penting dalam hal pasokan pangan.

Oleh itu, dengan adanya hambatan distribusi pupuk akhir-akhir ini maka berpotensi menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan hidup masyarakat Eropa. Diapun menawarkan diri untuk menjadi bagian dari pencarian solusi atas berbagai persoalan saat ini.

“Jadi dalam krisis pupuk dan gangguan pasokan pupuk dan saya menantikan untuk bergabung dengan acara sampingan khusus tentang topik ini besok,” ujarnya dalam pernyataan resmi di Bali pada hari pertama KTT G20, Selasa 15 November.

Salah satu yang Charles tawarkan adalah membangun komunikasi dengan negara produsen agar pasokan pupuk di pasaran tetap lancar.

“Saya masih yakin bahwa kita bisa dan kita harus mendukung negara-negara berkembang untuk memproduksi pupuk berkelanjutan. Kami memiliki kekuatan kolektif, tetapi juga tanggung jawab yang tragis untuk membantu memastikan dunia berkelanjutan, aman, dan energi yang terjangkau untuk semua,” tuturnya.

Terpisah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato pembukaan KTT G20 menyatakan masalah pangan dianggapnya dalam situasi yang rentan.

Jika kita tidak mengambil langkah agar ketersedian pupuk cukup dan harga yang terjangkau maka 2023 akan menjadi tahun yang suram,” ucapnya.

Presiden menambahkan, dengan harga pupuk yang tinggi menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan pasokan bahan makanan.

“Harga pupuk yang tinggi dapat membuat semakin buruk dan terjadinya krisis pangan, gagal panen di berbagai belahan dunia dan kondisi ini sangat serius,” tegas dia.