Pertamina Gandeng Chevron dan Keppel Infrastructure Kembangkan Hidrogen Hijau dan Amonia Hijau di Indonesia
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pertamina Power Indonesia (Pertamina NRE) menggandeng Keppel Infrastructure dan Chevron Corporation menandatangani Joint Study Agreement (JSA) untuk mengeksplorasi proyek pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau tertentu. Nantinya pengembangan proyek ini akan berlokasi di Sumatera, Indonesia.

CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro mengatakan, JSA tersebut bermaksud untuk menjajaki kelayakan pengembangan fasilitas hidrogen hijau, dengan kapasitas produksi minimal 40.000 ton per tahun yang didukung oleh setidaknya 250 - 400 MW energi panas bumi pada tahap awal. Fasilitas produksi hidrogen akan memiliki potensi untuk ditingkatkan hingga 80.000 dan 160.000 ton per tahun yang bergantung pada ketersediaan energi panas bumi serta permintaan pasar.

JSA tersebut ditandatangani oleh CEO Pertamina NRE, Dannif Danusaputro; Director Keppel New Energy, Pte., Ltd., Yong-Hwee CHUA dan Director Chevron New Energies International, Pte., Ltd Andrew S Mingst.

"JSA akan menggabungkan kekuatan yang saling melengkapi di antara Pertamina NRE sebagai perusahaan energi terbesar di Indonesia dan Keppel Infrastructure selaku penyedia solusi infrastruktur energi terkemuka yang berbasis di Singapura dengan rekam jejak kuat dalam mengembangkan dan mengoperasikan proyek infrastruktur energi dan lingkungan berskala besar, serta Chevron, perusahaan energi multinasional yang berkomitmen dalam menyediakan energi terjangkau, andal, dan bersih," bebernya dalam keterangan resmi, Jumat 11 November.

Mengutip laporan International Energy Agency (IEA), Indonesia, yang merupakan negara dengan kepadatan penduduk terbesar keempat di dunia, memiliki rencana yang baik dalam mencapai net zero emission pada tahun 2060.

Hidrogen dan amonia telah diidentifikasi sebagai bahan bakar rendah karbon yang merupakan bagian penting dari perencanaan ini. Amonia juga dapat digunakan untuk mengangkut hidrogen dan berpotensi untuk menggantikan bahan bakar minyak perkapalan (bunker fuel) sebagai solusi rendah karbon dalam industri maritim global.

Indonesia yang memiliki sekitar 40 persen dari potensi sumber daya panas bumi dunia, memiliki peluang dalam pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber energi yang terpercaya dan stabil untuk menghasilkan amonia hijau atau hidrogen hijau.

“Pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau memiliki peran penting dalam roadmap Net Zero Emissions Indonesia," lanjutnya.

CEO Keppel Infrastructure Cindy Lim mengatakan, Indonesia adalah negara dengan sumber daya besar yang memiliki potensi energi terbarukan dan rendah karbon yang sangat tinggi.

"Kami senang dapat bekerja sama dengan para pemimpin industri, Pertamina dan Chevron, untuk mengeksplorasi penggunaan perdana energi panas bumi dan energi terbarukan lainnya untuk mengembangkan proyek hidrogen hijau dan amonia hijau,” katanya.