Sebelum Dilirik Negara Lain, Industri Drone Lokal Berharap Bisa Dimanfaatkan Pemerintah
Foto: Dok. Kemenperin

Bagikan:

JAKARTA - Industri alat pertahanan di dalam negeri harus bisa memanfaatkan teknologi modern atau temuan baru yang diciptakan oleh balai-balai Kementerian Perindustrian. Upaya penjodohan ini diyakini dapat memacu daya saing industri alat pertahanan nasional sehingga produknya diterima di pasar global.

Salah satu contohnya, Kemenperin memfasilitasi Asosiasi Sistem Teknologi Tanpa Awak (ASTTA) tampil di ajang Indo Defence 2022, untuk memperkenalkan berbagai produk drone dalam negeri yang bisa mendukung sektor pertahanan dan keamanan nasional.

Apalagi, saat ini teknologi drone pertahanan merupakan topik yang semakin ramai menjadi perbincangan sejak konflik Rusia dan Ukraina.

Di samping itu, semakin banyak negara yang mulai tertarik dengan efektivitas teknologi drone yang telah terbukti di medan pertempuran. Di Indonesia sendiri telah terdapat beberapa perusahaan manufaktur drone yang mampu mengembangkan teknologi tersebut dan tergabung di dalam ASTTA.

"Dengan adanya temuan teknologi produk ini, kami optimistis kinerja industri pertahanan akan semakin kokoh sehingga bisa berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung kebijakan substitusi impor," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawzier di Jakarta, Jumat, 4 November.

ASTTA merupakan salah satu teknologi modern yang difasilitasi Kemenperin untuk tampil IndoDefence 2022.

Ketua Umum ASTTA Dian Rusdiana Hakim mengapresiasi upaya Kemenperin dalam mempromosikan kemampuan industri drone lokal melalui berbagai kegiatan pameran internasional, seperti IndoDefence.

"Saya berharap kemampuan industri drone lokal lebih banyak dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menjaga pertahanan Indonesia sendiri, sebelum dilirik oleh negara lain," ujarnya.

Menurut Dian, semakin banyak negara yang mulai tertarik dengan efektivitas teknologi drone yang telah terbukti di medan pertempuran.

"Di Indonesia sendiri ada beberapa perusahaan manufaktur drone yang mampu mengembangkan teknologi tersebut dan telah tergabung di dalam ASTTA," tandasnya.