Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus merealisasikan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) ke beberapa daerah untuk mencapai target 80.000 rumah tangga pada tahun inii. Terbaru, 2.821 rumah tangga tidak mampu di Bojonegoro, provinsi Jawa Timur jadi bagian peneriman program ini.

Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari mengatakan, sambungan listrik rumah tangga di Bojonegoro tersebar ke 16 kecamatan. "Data penerima manfaat BPBL ini berasal dari anggota Komisi VII DPR RI sebagai mitra pemerintah," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin 17 Oktober.

Untuk itu ia mengapresiasi dukungan anggota Komisi VII DPR RI Ratna Juwita Sari yang telah memperjuangkan penerima manfaat program BPBL untuk Kabupaten Bojonegoro dan Tuban.

Menyambung apa yang disampaikan Ida, Ratna sangat mendukung program ini. "Bantuan Pasang Baru Listrik adalah salah satu cara kami bersama rekan-rekan di DPR RI memperjuangkan apa yang menjadi kesulitan masyarakat selama ini. Sinergi ini tolong bisa kita jaga untuk mensejahterakan masyarakat di Indonesia," ujar Ratna.

Dalam kesempatan yang sama, General Manager PT PLN (Persero) UID Jawa Timur Lasiran mengatakan, PLN bersama dengan mitra kerja akan bergandengan tangan, bersinergi, berkolaborasi dan melangkah bersama melaksanakan program BPBL yang ditugaskan Kementerian ESDM kepada PLN.

"Program BPBL ini menjadi bukti komitmen PLN untuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat tidak mampu dan listrik untuk kehidupan yang lebih baik," ungkapnya.

Camat Kecamatan Kanor Agus Saipul Aris dalam kesempatan yang sama mengatakan, banyak masyarakat di daerahnya yang menyalur listrik dari tetangga karena kesulitan biaya penyambungan baru listrik. Dengan adanya program BPBL ini, ia merasa warganya diperhatikan oleh pemerintah.

"Kami, Kecamatan Kanor berterima kasih kepada pemerintah, jika tidak ada yang memperhatikan masyarakat, terutama listrik, masih banyak yang menyalur karena keterbatasan dana. Ini perlu kita dukung semua," ujar Agus.

Acara peresmian dilanjutkan dengan seremoni penyalaan pertama kepada dua rumah tangga penerima manfaat BPBL. Rumah pertama adalah milik Budiman, pria 50 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai wiraswasta. Usai penyalaan pertama, kegiatan dilanjutkan penyalaan di rumah Suminto, pria 44 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai pekebun.

Siti Marwiah, istri Suminto mengungkapkan rasa syukurnya karena keluarganya tidak harus menyalur listrik lagi dari rumah lain. Ia menyatakan sebelumnya ia harus menyalur listrik dari orang tuanya.

"Terima kasih, saya merasa senang mendapat listrik sendiri, sekarang tidak menyalur lagi," pungkas Siti.