JAKARTA - Dalam rangka mempercepat laju pemulihan industri pariwisata Indonesia dan mengkapitalisasi pasar travel ramah Muslim, Crescentrating dan Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) menandatangani perjanjian kerja sama.
Program kerja sama ini diluncurkan di kantor pusat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) di Jakarta dan dihadiri oleh representatif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI), KNEKS, Bank Indonesia dan Mastercard.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Deputi Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Event) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Rizky Handayani mengapresiasi kolaborasi yang terjalin untuk mempercepat laju pemulihan industri pariwisata ramah Muslim di Indonesia yang berkelanjutan.
"Program kerjasama ini sejalan dengan tujuan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sebagai pemain utama dalam pariwisata ramah Muslim dan meningkatkan kunjungan wisatawan Muslim ke Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu, 15 Oktober.
CEO Crescentrating dan Halaltrip, Fazal Bahardeen menambahkan,dengan keunikan dan keberagaman produk industri pariwisata yang Indonesia tawarkan, ia yakin dapat membuka sejumlah peluang pasar wisata ramah Muslim dan menjadikannya sebagai mesin penggerak perekonomian.
"Melalui kerja sama ini, kami berkomitmen untuk mengedepankan pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor ini di Indonesia sambil merangkul berbagai elemen masyarakat," imbuhnya.
Sementara itu Ketua Persatuan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Riyanto Sofyan menyatakan, untuk mempercepat laju pengembangan industri pariwisata di Indonesia dengan mengkapitalisasi pasar wisata ramah Muslim, kita perlu memberikan nilai lebih pada produk dan jasa yang ditawarkan, diiringi dengan peniningkatan mutu secara berkelanjutan, yang sesuai dengan suasana wisata ramah Muslim pasca pandemi.
"Dengan demikian, kerjasama kami dengan Crescentrating sejalan dengan Inisiasi Strategis PPHI 2022-2024 dalam menyediakan benchmarking global, program pelatihan berkualitas, berbagi praktik terbaik, dan jaringan pemasaran global," ujar Riyanto.
Direktur Industri Produk Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah Afdhal Aliasar, menambahkan, kebangkitan ekonomi Indonesia pasca pandemi salah satunya didukung oleh sektor pariwisata yang mampu bangkit dengan cepat. Potensi pariwisata ramah muslim yang sangat baik di Indonesia perlu untuk terus kita tingkatkan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah perjalanan dan kunjungan wisatawan muslim internasional dari berbagai negara.
"Kesiapan itu perlu dilaksanakan secara berkolaborasi dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mendukung penuh kolaborasi tersebut, salah satunya melalui MoU ini dan kerja sama ke depannya dengan semua stakeholder industri pariwisata. Sebagai bagian dari pengembangan ekonomi syariah Indonesia, KNEKS akan terus mengakselerasi kesiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah yang dapat memberikan pelayanan terbaik kepada muslim visitors seluruh dunia," bebernya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statisik Indonesia (BPS), jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mengalami peningkatan drastis. Pada periode Mei 2022, lembaga tersebut mencatatkan peningkatan wisatawan mancanegara lebih dari 18 kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
BACA JUGA:
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik IndonesiaSandiaga Uno memprediksi wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia akan mencapai 1,8 juta hingga 3,6 juta kedatangan pada akhir 2022. Dalam aspek keterisian kamar hotel, Maulana Yusran, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia menyebutkan, tercatat kenaikan okupansi kamar hotel sebesar 7 persen di bulan Januari hingga Maret 2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu berdasarkan Mastercard-Crescentrating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022, kedatangan wisatawan Muslim global mencatatkan rekor tertinggi di 2019, yakni mencapai 160 juta. Setelah melewati disrupsi di tahun 2020 dan 2021, kedatangan wisatawan Muslim internasional diprediksi akan mencapai 140 juta di tahun 2023 akan kembali ke level prapandemi sebanyak 160 juta kedatangan di tahun 2024.
Pada 2026, diprediksi terdapat 230 juta kedatangan wisatawan Muslim global dengan estimasi pengeluaran belanja sebesar 225 Miliar Dolar AS. Di tahun-tahun sebelum pandemi, Indonesia mencatatkan pertumbuhan kedatangan wisatawan Muslim internasional yang stabil. Menurut estimasi Crescentrating, terdapat 2.9 juta kedatangan wisatawan Muslim internasional ke Indonesia.
Angka ini merepresentasikan 18 persen dari total kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Indonesia meraih posisi kedua di laporan GMTI 2022, mempertegas kedudukannya sebagai salah satu destinasi ramah Muslim terbaik di dunia.
Inisiasi awal dalam kerjasama antara Crescentrating dan PPHI meliputi menyelenggarakan Global Muslim-Friendly Tourism Summit 2023 bersamaan dengan B2B/B2C Travel Fair, meluncurkan kembali Indonesia Muslim Travel Index (IMTI), peluncuran Muslim-lifestyle Indonesia Awards, program rating dan akreditasi bagi pelaku industri dan penyedia jasa ramah Muslim, dan peluncuran platform untuk berinteraksi dengan pelaku industri ramah Muslim di Indonesia.