Jamin Harga Beras Bulog Tak Naik, Mendag Zulhas: Kalau Ada Kenaikan, Ditanggung dan Disubsidi Pemerintah
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan harga beras yang didistribusikan oleh Perum Bulog tidak akan mengalami kenaikan. Meski begitu, ia mengakui ada kenaikan di harga beras di luar itu.

Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan mengatakan penyebab kenaikan harga beras yang dirinya ketahui karena adanya peningkatan harga gabah. Dengan begitu, kata dia, ada koreksi terhadap harga beras yang dijual di pasaran. Meski begitu, kenaikannya sedikit.

"Harga gabah naik, karena itu (harga beras) sedikit naik. Tetapi beras yang (di) Bulog harganya dijamin," ujarnya saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Selasa, 11 Oktober.

Namun, Zulhas tak menjamin untuk beras jenis premium harganya bisa dijaga. Alasannya, kata Zulhas, karena beras premium mengikuti mekanisme pasar. Artinya, tidak ada intervensi pemerintah terkait harga jual beras tersebut.

"Kalau premium kan seperti minyak goreng yang brand, memang itu selera. Tapi yang Bulog itu harganya tetap, tidak berubah. Kalau ada kenaikan tentu ditanggung, disubsidi oleh pemerintah," jelasnya.

Berdasarkan Harga Badan Pangan Nasional, harga beras premium rata-rata berada di angka Rp12.630 per kilogram (kg). Sementara, beras medium rata-rata berada di angka Rp11.090 per kg.

Sedangkan, untuk harga beras medium paling tinggi berada di Sumatera Barat dengan Rp13.400 per kg. Terjadi tren kenaikan harga beras sejak Juli 2022.

Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan langkah-langkah terkait hal tersebut. Seperti, bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menyesuaikan harga acuan pembelian gabah. Artinya, ada keuntungan pembelian di tingkat petani.

"Kalau dari data yang disampaikan teman-teman di kementerian lain yang terkait itu produksi kita masih surplus, jadi kita minta supaya Bulog segera menyerap, kan produksi banyak," ucapnya.

Saat ini, kata Syailendra, pemerintah masih menguasai stok beras di Perum Bulog sekitar 700 ribu ton. Sedangkan, data riil stok beras yang ada di masyarakat atau pun di Bulog sebanyak 2 juta ton. Dengan begitu, ia memastikan stok ini cukup hingga akhir tahun.

"Kalau data yang kita terima, termasuk yang di masyarakat segala macem itu angkanya di atas 2 juta ton. Cukup sampai akhir tahun? Cukup lah," tuturnya.